Page 444 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 444
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
berpindah–pindah tempat, Ali Anyang selamat dari penangkapan
Belanda.
Sejak NICA kembali memasuki Sambas pada tanggal 28 Oktober
1945, PERBIS selalu berjuang untuk mengusir NICA dari Sambas. Segala
upaya dilakukan oleh Belanda untuk mengambil hati pimpinan PERBIS,
yaitu Naim Razak dan Kapten Schor untuk bekerjasama dengan Belanda
memerintah Sambas. Namun, usaha Belanda itu sis-sia karena PERBIS
menolak dengan tegas apa yang ditawarkan oleh Balanda. Dengan
penolakan PERBIS, Belanda atau NICA tidak segan–segan melakukan
kekerasan kepada PERBIS. Belanda menembak Haji Sirad Sood dan
Tabrani ketika mengadakan demonstrasi di istana Kerajaan Sambas
pada tanggal 27 Desember 1945, sehingga mengakibatkan Tabrani
Meninggal. Tidak hanya sampai disitu saja, Belanda semakin berani
menekan rakyat dan menangkap anggota PERBIS seperti Naim Razak,
Umar Sood, Uray Hamid, H. Malik. Mereka semua kemudian
dipenjarakan.
Di tengah suasana genting itu, datang Andriani Hardigaluh
sebagai utusan dari Ir. Pangeran Muhammad Noor, Residen Kalimantan
yang berkedudukan di Joyakarta untuk membantu perjuangan rakyat
Sambas. Adriana bekerjasama dengan PIM dan GERINDOM pimpinan
Arif Santtok menyerang tangsi militer Belanda di Singkawang. Dengan
melibatkan para pejuang di Singkawang dan Pemangkat, usaha itu
mengalami kegagalan, karena Belanda sudah mengetahui rencana
tersebut sebelum dilaksanakan.
Dengan kekalahan itu, para pejuang tidak berputus asa dan tetap
membangkitkan semangat para pemuda. Pada tanggal 11 November
1945, para pemimpin mendirikan lagi organisasi antara lain PERMI
(Persatuan Muslim Indonesia Sambas) yang diketuai oleh H. Siradj Sood
, Arief Sattok, Fahrie Sattok , dan juga GERPINDO (Gerakan Pemuda
Indonesia) pimpinan Tan Moch Saleh serta Persatuan Bhakti pimpinan
Naim Razak dan Samiri H.N. Dan salah satu tujuan dari organisasi di
65
atas adalah untuk memecah perhatian pemerintah Belanda.
Sekembalinya para pejuang Pemangkat dari Sambas, mereka ikut
berdemo dengan para pejuang Sambas di istana Sultan Sambas pada
tanggal 29 Oktober 1945. Rombongan pejuang Pemangkat antara lain
H. Juhdi Imran, Urip Mahmud, serta Mahsam Bakar. Mereka pulang dari
Sambas melalui sungai Sambas untuk menghindari kejaran Belanda.
432