Page 40 - MODUL SEPUTAR ZAKAT
P. 40

1.  Tujuan yang Berorientasi Penanggulangan Kemiskinan
                           Penting dicermati bahwa UU  RI  No. 23 Tahun 2011 lebih  berorientasi  pada
                     peningkatan kesejahteraan dan penanggulangan kemiskinan. Hal itu terlihat dari Pasal
                     3  tentang  Pengelolaan  zakat  bertujuan:  a)  meningkatkan  efektivitas  dan  efisiensi
                     pelayanan  dalam  pengelolaan  zakat;  dan  b)  meningkatkan  manfaat  zakat  untuk
                     mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.
                           Adapun tujuan UU RI No. 38 Tahun 1999 Pasal 5 tentang Pengelolaan Zakat
                     adalah:
                     a.  Meningkatnya pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai dengan
                        tuntunan agama;
                     b.  Meningkatnya fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan
                        kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial, dan
                     c.  Meningkatnya hasil guna dan daya guna zakat.
                           Kalimat “penanggulangan kemiskinan” hanya ada pada UU RI Tahun 2011 dan
                     tidak ada pada UU RI Tahun 1999. Walaupun pada UU lama dan baru sama-sama
                     mencantumkan kalimat “mewujudkan kesejahteraan sosial”. Penanggulangan kemis-
                     kinan  ini  sangat  membuka  peluang  kreativitas  pengelolaan  dan  pemanfaatan  dana
                     zakat.
                        2.  Manajemen yang Lebih Tertata
                           Dalam UU RI Tahun 2011 terdapat pendetailan sistem kerja. Misalnya, pada
                     Bagian Kedua Bab Keanggotaan Pasal 8, 9, 10, dan 11 terdapat ungkapan tentang
                     rekrutmen anggota BAZNAS secara profesional demi mencari para pengelola yang
                     kompeten. Selain itu, pada Bagian Keempat Bab Lembaga Amil Zakat (LAZ) Pasal
                     17 ada aturan bahwa untuk membantu BAZNAS dalam pelaksanaan pengumpulan,
                     pendistribusian,  dan  pendayagunaan  zakat,  masyarakat  dapat  membentuk  LAZ.
                     Manajemen yang lebih tertata rapi semacam ini tidak terdapat dapat UU RI Tahun
                     1999.

                        3.  Pendayagunaan yang Lebih Produktif
                           Konsep pendayagunaan dana zakat yang lebih produktif terdapat pada undang-
                     undang baru. Undang-undang baru tahun 2011  Bagian Ketiga bab Pendayagunaan
                     Pasal 27 berbunyi:
                     a.  Zakat dapat didayagunakan untuk usaha produktif dalam rangka penanganan fakir
                        miskin dan peningkatan kualitas umat;
                     b.  Pendayagunaan zakat untuk usaha produktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
                        dilakukan apabila kebutuhan dasar mustahik telah terpenuhi;
                     c.  Ketentuan  lebih  lanjut  mengenai  pendayagunaan  zakat  untuk  usaha  produktif
                        sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri.
                           Coba bandingkan dengan undang-undang lama tahun 1999 Bab V Pendayagu-
                     naan Zakat Pasal 16 yang berbunyi:







                                                                                                      4
   35   36   37   38   39   40   41   42