Page 129 - BUKU-AGAMA KATOLIK KELAS VII
P. 129

9  Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang
                      demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri
                      dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya.   Lalu Yesus bangkit berdiri
                                                                   10
                      dan berkata kepadanya: “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah
                      seorang yang menghukum engkau?”    Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata
                                                        11
                      Yesus: “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa
                      lagi mulai dari sekarang. Yesus adalah terang dunia.


                    Setelah selesai membacakan Kitab Suci. Jawab beberapa pertanyaan berikut ini.
                    1.  Identifikasikan tokoh-tokoh yang ada dalam satu bacaan tersebut.
                    2.  Pilih salah satu tokoh.
                    3.  Bayangkan kamu yang menjadi tokoh tersebut dan kamu hadir dalam
                      peristiwa tersebut!
                    4.  Ungkapkanlah bagaimana perasaanmu.

                    Untuk Dipahami
                    •   Kesetaraan gender berarti kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk
                       memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu
                       berperan dan berpartisipasi  dalam berbagai kegiatan  baik kegiatan politik,
                       hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan pertahanan dan keamanan
                       nasional (hankamnas), serta kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan
                       tersebut. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa dalam kesetaraan
                       gender terdapat adanya persamaan hak antara kaum perempuan dengan
                       kaum laki-laki, di mana persamaan itu mempunyai arti yang menguntungkan
                       bagi kedua belah pihak.
                    •  Hal-hal yang dapat menjadi penghambat terjadinya kesetaraan gender
                       misalnya: (a) pola pikir tradisional yang masih melekat, yaitu bahwa perempuan
                       tugasnya mengurus rumah, (b) Masih rendahnya kualitas hidup perempuan,
                       sehingga ada kecenderungan untuk dinomorduakan, dan (c) belum meratanya
                       pemahaman konsep kesetaraan gender pada lapisan masyarakat. Dalam
                       peristiwa perempuan yang kedapatan berzinah, disini terdapat ketidakadilan
                       gender, yaitu bahwa perempuan itu yang harus dihukum, sementara laki-
                       lakinya tidak mendapat perlakuan yang sama. Perempuan itu yang disalahkan,
                       sementara laki-lakinya tidak. Padahal terjadinya perzinahan itu dilakukan oleh
                       laki-laki dan perempuan yang sama-sama bersalah.
                    •  Yesus sangat peduli dengan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki, maka
                       Dia berbuat sesuai untuk mewujudkan kesetaraan itu. Yesus tidak ikut-ikutan
                       menvonis dan menghukum perempuan itu, tetapi Ia memberikan kesempatan
                       kepada perempuan itu untuk bertobat, untuk memperbaiki kesalahan yang
                       telah ia lakukan.




                                                      Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti  123
   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134