Page 99 - BUKU-AGAMA KATOLIK KELAS VII
P. 99
Samuel 18:1-4
1 Ketika Daud habis berbicara dengan Saul, berpadulah jiwa Yonatan dengan
jiwa Daud; dan Yonatan mengasihi dia seperti jiwanya sendiri. Pada hari itu Saul
2
membawa dia dan tidak membiarkannya pulang ke rumah ayahnya. Yonatan
3
mengikat perjanjian dengan Daud, karena ia mengasihi dia seperti dirinya sendiri.
4 Yonatan menanggalkan jubah yang dipakainya, dan memberikannya kepada
Daud, juga baju perangnya, sampai pedangnya, panahnya dan ikat pinggangnya.
Kamu dapat membaca cerita yang ada dalam ayat-ayat sebelumnya. Tetapi
sekarang cobalah untuk merenungkan makna yang terkandung di dalam bacaan
Kitab Suci tadi , dan jika ada yang belum dapat kamu pahami tanyakan pada guru.
lalu jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
a. Apa sikap yang ditunjukkan oleh Yonatan kepada sahabatnya Daud?
b. Bagaimana kamu dapat meneladan sikap Yonatan yang baik tersebut dalam
hidup sehari-hari bersama sahabatmu?
Agar dapat saling melengkapi komunikasikan jawabanmu dengan teman-temanmu!
Kini, cobalah untuk berefleksi diri dengan cara hening, merenungkan dan menjawab
dalam hati beberapa pertanyaan / pernyataan berikut ini.
• Siapakah sahabat baikku selama ini?
• Bayangkan dan hadirkan wajah sahabatmu dalam hati dan pikiranmu!
• Sudahkah aku memperlakukan sahabatku dengan baik?
• Sikap apa sajakah yang telah membuat sahabatku senang?
Untuk Dipahami
• Sahabat adalah teman yang selalu ada untuk mendampingi ketika kita sangat
membutuhkan. Sahabat yang baik selalu memberi penghiburan ketika kita
dalam kesusahan, hadir untuk memberikan nasihat, menunjukkan arah ketika
kita tersesat, bersedia menerima kita apa adanya, dan tidak pernah menuntut
melebihi kemampuan kita.
• Beberapa sikap yang dapat menghancurkan persahabatan antara lain: egois
atau mencari keuntungan sendiri, munafik atau sikap pura-pura, ketidakjujuran
dan tidak setia.
• Persahabatan yang baik akan menumbuhkan sikap: kasih cinta, terbuka, jujur,
rela berkorban tanpa pamrih, saling memahami, setia dan tidak mencari
keuntungan diri.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 93