Page 173 - METEOROLOGI-KLIMATOLOGI VOLUME 1 KARAKTERISTIK DAN SIRKULASI ATMOSFE
P. 173
5.6. Resume
Sirkulasi atmosfer disebabkan oleh rotasi bumi terhadap
poros semunya dan oleh pemanasan geografis yang tidak merata
pada permukaan bumi bersama atmosfernya. Menurut skala jarak,
gerak atmosfer dapat dibagi menjadi: gerak skala planeter, gerak
skala sinoptik, gerak skala meso, dan gerak skala mikro. Karena sifat
permukaan bumi tidak homogen maka pola skematik sistem angin
terestrial idaman (ideal) mengalami banyak modifikasi dibandingkan
pola angin yang diamati. Sistem angin terestrial ditentukan oleh
sabuk (belt) tekanan planeter yang terdiri dari sabuk tekanan rendah
ekuatorial, sabuk tekanan tinggi subtropis, sabuk tekanan rendah
subpolar dan tekanan tinggi polar.
Harus dipahami bahwa atmosfer adalah sebuah sistem
nonlinier yaitu selalu ada interaksi antara sistem-sistem gerak skala
berbeda, sehingga sistem gerak skala besar secara fisis tidak dapat
dipisahkan dari sistem skala yang lebih kecil. Model pertama sirkulasi
atmosfer global dikemukakan oleh Hadley pada tahun 1735 yang
terdiri satu sel yaitu udara naik di daerah ekuatorial dan turun di
daerah polar. Sirkulasi Hadley adalah sirkulasi meridional termal
langsung. Kemudian Maury (1855) mengemukakan sirkulasi
atmosfer meridional yang terdiri atas dua sel, satu sel pada daerah
antara ekuator dan sekitar lintang kuda (30° U dan 30° S) yang
disebut sel Hadley dan satu sel tak langsung (indirect cell) pada
lintang tinggi. Sirkulasi atmosfer meridional yang diusulkan Ferrel
(1856) mirip dengan teori Maury (1855), tetapi terdiri atas 3 sel
sirkulasi yaitu sel Hadley, sel Ferrel, dan sel polar.
Angin monsun disebabkan oleh sifat fisis antara osean dan
kontinen. Osean lambat panas ketika ada radiasi matahari dan lambat
dingin ketika tidak ada radiasi matahari dibandingkan kontinen.
Akibatnya osean lebih dingin/panas dalam musim panas/dingin
dibandingkan kontinen. Pergantian dari musim dingin ke musim panas
atau sebaliknya dapat membalikkan arah gaya gradien tekanan dan
arah angin monsun. Untuk menentukan daerah monsun dan non
Meteorologi Indonesia Volume 1 155