Page 174 - METEOROLOGI-KLIMATOLOGI VOLUME 1 KARAKTERISTIK DAN SIRKULASI ATMOSFE
P. 174

monsun dihitung indeks monsun yaitu jumlah frekuensi arah angin
               utama rerata (%) dalam bulan Januari dan Juli dibagi dua. Daerah
               monsun, jika indeks monsun > 40% dan non monsun jika indeks
               monsun <40%. Wilayah Indonesia sebagian besar adalah daerah
               monsun.

                       Sirkulasi Walker adalah sirkulasi zonal sepanjang ekuator
               yang ditandai oleh kenaikan udara di Pasifik bagian barat dan bagian
               timur.  Intensitas  sirkulasi  Walker  dikendalikan  oleh  variasi
               temperatur permukaan laut (TPL). Episode panas samudera Pasifik
               Tengah disebut tahun El Nino, dan episode dingin disebut tahun La
               Nina. Peristiwa El Nino ditandai oleh indeks osilasi selatan (IOS)
               negatif. IOS menyatakan beda tekanan atmosfer di atas Tahiti dan di
               atas Darwin. El Nino menyatakan parameter laut, sedangkan IOS
               adalah parameter atmosfer. Peristiwa kopel laut atmosfer disebut
               ENSO  (El  NinoSouthern  Oscillation).  ENSO  menyebabkan
               defisiensi curah hujan dan kemarau panjang, sehingga musim tanam
               padi di Indonesia mengalami penundaan.

                       Bumi  Indonesia  merupakan  campuran  darat,  laut  dan
               pegunungan  sehingga  angin  lokal  juga  dominan  misalnya  angin
               darat dan laut, angin gunung dan lembah, dan angin Föhn   . Angin
               semacam Föhn    dapat terjadi di Indonesia, misalnya di Jawa angin
               Föhn terjadi pada musim kemarau atau musim monsun tenggara.
               Monsun  tenggara  setelah  melewati  pegunungan  di  Jawa  yang
               membujur dari barat ke timur kemudian turun di bagian utara dengan
               sifat kering dan panas, disebut angin Kumbang di daerah Brebes,
               dan angin Gending di daerah Probolinggo.
                       Sebagian besar (65%) siklon tropis terbentuk pada daerah
               lintang tempat antara 10 dan 20  dari ekuator. Siklon tropis tidak
                                                
               muncul  pada  daerah  lintang  sekitar  5   dari  ekuator,  karena  gaya
                                                     
               Coriolis tidak cukup menghasilkan vortisitas relatif untuk pertumbuhan
               badai tropis. Siklon tropis juga sedikit sekali (sekitar 13%) terbentuk
               pada daerah lintang tempat di atas 22  U.
                                                  

              156                                               Meteorologi Indonesia Volume 1
   169   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179