Page 174 - Muhamad_Syakir_E-modul
P. 174

Mengenal Tokoh


                                   Rendra  (Willibrordus  Surendra  Broto  Rendra);  lahir  di

                               Solo, Jawa Tengah, 7 November 1935 – meninggal di Depok,
                               Jawa  Barat,  6  Agustus  2009  pada  umur  73  tahun)  adalah

                               penyair ternama yang kerap dijuluki sebagai “Burung Merak”.
                               Ia mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada tahun 1967.

                               Ketika kelompok teaternya kocar-kacir karena tekanan politik,

                               kemudian  ia  mendirikan  Bengkel  Teater  Rendra  di  Depok,
                               pada bulan Oktober 1985. Semenjak masa kuliah ia sudah aktif

                               menulis cerpen dan esai di berbagai majalah.

                                   Bakat sastra Rendra sudah mulai terlihat ketika ia duduk

                               di  bangku  SMP.  Saat  itu  ia  sudah  mulai  menunjukkan

                               kemampuannya  dengan  menulis  puisi,  cerita  pendek,  dan
                               drama  untuk  berbagai  kegiatan  sekolahnya.  Bukan  hanya

                               menulis,  ternyata  ia  juga  piawai  di  atas  panggung.  Ia
                               mementaskan beberapa dramanya, dan terutama tampil sebagai

                               pembaca  puisi  yang  sangat  berbakat.  Ia  pertama  kali
                               mempublikasikan puisinya di media massa pada tahun 1952

                               melalui majalah Siasat. Setelah itu, puisi-puisinya pun lancar

                               mengalir  menghiasi  berbagai  majalah  pada  saat  itu,  seperti
                               Kisah, Seni, Basis, Konfrontasi, dan Siasat Baru.


                                   Pada  tahun  1967,  sepulang  dari  Amerika  Serikat,  ia
                               mendirikan Bengkel Teater yang sangat terkenal di Indonesia

                               dan memberi suasana baru dalam kehidupan teater di tanah air





















           167
   169   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179