Page 75 - Diktat Pediatric Hipnoterapi plus catatan fix
P. 75
Perkembangan Kognitif
Anak mulai tertarik pada segala sesuatu di luar dirinya dan semua mainan/obyek
disekitarnya. Ditambah kemampuan fisiknya yg makin berkembang, ia pun terdorong untk
mengeksplorasi semua itu. Entah dengan memegang, menggerak-ngerakkan, atau
memasukkannya ke mulut. Apalagi jika menemukan hal baru, semisal boneka yg
mengeluarkan suara bila ditekan, ia akan exsited sekali. Karena itu, bermainnya baru
sebatas bisa menikmati bermain/permainan, semisal boneka, balok2, pensil2 besar, dan
lainnya. Itupun dilakukan sendiri. Baik diremas-remas, dipijeit-pijit, dipukul-pukul,
mencoret-coret, dan lainnya. Ia blm bisa melakukan permainan yg mengunakan aturan,
seperti main perang2an krn kemampuan konognitifnya blm sampai pada tahapan itu
Perkembangan Kepribadian
18 Bulan : Mulai dpt mengenali diri, lingkungan sekitar dan mampu berinteraksi
dengan dunia luar. Kala bercermin ia tahu, banyangan yang ada di cermin adalah dirinya,
bukan orang lain. Ia juga sudah tahu, mana bagian hidung, mata, mulut dan seterusnya.
19 Bulan : Mampu mengambarkan dirinya semisal, “rambutnya keriting”, “mataku
Bulat”, atau “kakak lebih tinggi dari saya”. Mampu mengevaluasi diri yang dapat terlihat
melalui kemampuan anak menyatakan, “aku anak baik, aku enggak nakal”, “aku anak
pinter”, atau “aku anak cantik”, dan lainnya,
Usia 2-3 Tahun Masa Membangkang
Si kecil sekarang tak manis lagi, dia suka mulai melawan/membangkang jika dilarang. Di
usia 2,5 tahun atau 30 bulan ke atas, anak mampu berespon secara emosional terhadap
sesuatu yg salah atau menurutnya tak sesuai. Ia akan memperlihatkan rasa marah ketika
ayah atau ibunya melarang bermain atau ngambek kala tak dibelikan mainan serta melawan
ketika disuruh tidur. Karena itulah tahapan usia ini disebut periode negativistic atau
melawan dan melakukan hal hal yg justru dilarang. Perlu diketahui negativistik muncul
sebagai bentuk perwujudan keinginan anak untuk mengubah situasi dirinya dari makluk
dependen menjadi manusia bebas dan mandiri. Oleh sebab itu ia tak lagi semanis dulu dan
terkesan sulit diatur.Tak heran jika periode ini disebut juga usia atau usia mengandung
masalah. Menghadapinya, bersikaplah luwes atau fleksibel. Jika memang hrs melarang,
sebaiknya tanpa disertai sikap kasar dan diberi alasan dgn bahasa yg mudah dicerna anak.
Kemudian alihkan perhatiannya dan beri alternative lain yg menarik baginya. Sebaiknya
kita jg jangan terlalu mengatur kehidupan anak. Sepanjang yg dilakukannya tak
membahayakan, biarkan saja. Dengan begitu, ia mendapatkan kesempatan mengatur atau
mengolah dirinya untuk melaih kemandiriannya dan membuat keputusan sendiri. Ini sama
dengan mengasah kemampuan kognitifnya.
74