Page 27 - Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1
P. 27

Ringkasan Materi






                                     Deuteromycotina






                                Deuteromycotina  adalah  jenis  jamur  yang  belum  diketahui  cara  reproduksi  seksualnya.

                          Deuteromycotina juga bisa disebut jamur tidak lengkap. Jenis jamur ini tidak dapat dimasukkan

                          dalam  kelompok  Ascomycotina.  Karena  tidak  memiliki  ascus  dan  tidak  dapat  dibagi  menjadi


                          Basidiomycotina  dan  juga  karena  ia  tidak  memiliki  basidium.  Jamur  Deuteromycotina  juga

                          merupakan  jamur  yang  berkembang  biak  dengan  konidia  dan  tidak  memiliki  tingkat  seksual

                          yang  diketahui.  Selain  itu,  reproduksi  jamur  Deuteromycotina  dapat  dilakukan  secara  aseksual

                          dan  juga  dapat  dilakukan  dengan  membentuk  tunas  atau  blastospora  dan  membentuk  spora


                          dengan  hifa  atau  benang  arthrospore.  Misalnya,  kasus  jamur  oncom  atau  Monilia  sitophila,  di

                          mana reproduksi seksual diklasifikasikan sebagai Deuteromycotina. Pada saat ini, bagaimanapun,

                          juga  diketahui  bahwa  produksi  askospora  dalam  ascus  atau  peritesium  meningkat.  Itu

                          diklasifikasikan  dalam  Ascomycotina  dan  berganti  nama  menjadi  Neurospora  sitophila  atau


                          Neurospora crassa.


                                     Ciri-ciri




                             Dibawah ini merupakan ciri-ciri atau karakteristik dari Deuteromycotina, diantaranya sebagai

                          berikut :


                          a. Dinding sel terdiri dari kitin.

                          b. Multiseluler (memiliki banyak sel), tetapi ada berbagai jenis jamur yang merupakan organisme

                          yang  memiliki  sel  tunggal  dan  bahwa,  dalam  kondisi  atau  kondisi  lingkungan  yang

                          menguntungkan dan membentuk pseudomisel (pseudomisel).


                          c. Banyak yang bersifat parasit atau merusak di alam dan menyebabkan penyakit pada hewan

                          ternak, manusia dan tanaman.

                          d. Sebagian besar bersifat mikroskopis (artinya tidak bisa dilihat dengan mata telanjang).


                          e. Hidupnya bersifat saprofitik dan parasit.

                          f. Hifa yang diisolasi dalam sel dengan nukleus juga ditemukan pada spesies tertentu, tetapi ada

                          banyak nukleus dominan.

                          g. Spora terbentuk secara vegetatif dan fase kawin belum diketahui, sehingga merupakan jamur


                          yang tidak sempurna atau tidak sempurna.

                          h.  Proliferasi  terjadi  melalui  pembentukan  spora  aseksual,  yaitu  melalui  fragmentasi  dan

                          konidium uniseluler atau multiseluler. Reproduksi seksual belum diketahui.

                          i. Biasanya hidup di tempat yang lembab.


                          j. Struktur pada jamur Deuteromycota atau biasa disebut jamur tidak sempurna (imperfect fungi)

                          terdapat hifa, Alternaria, Conidium, phialophora dan claosporium.


























                                                                                                  Gambar 2.14 Struktur tubuh Deuteromycotina
                                                                                                  Sumber: Dokumen pribadi





                                            Reproduksi





                              Deuteromycotina merupakan jenis jamur yang belum diketahui cara reproduksi seksualnya.

                          Dalam hal ini, walaupun Deuteromycotina tidak memiliki reproduksi seksual, tetapi rekombinasi

                          genetik masih dapat terjadi dalam apa yang disebut parasexualitas. Dengan siklus parasexual

                          ini,  ia  menjadi  proses  pengiriman  materi  genetik  tanpa  melalui  pembagian  meiosis  dan


                          pengembangan struktur seksual. Reproduksi aseksual dapat terjadi melalui produksi konidia atau

                          melalui produksi hifa khusus yang disebut Konidiophorn.





                                                                                                                                                                                                       19
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32