Page 69 - E BOOK EKONOMI ISLAM
P. 69

BAB IV

                         SEJARAH PERBANKAN SYARIAH DI DUNIA DAN
                                                  INDONESIA









                  4.1. Sejarah Bank Syariah Dalam Islam


                  Islam didalam suatu kota besar yang dianggap sebagai salah satu dari tempat yang
                  heterogen dan yang paling rumit di wilayah Arab. Masyarakat telah tumbuh diluar

                  pembatasan  suku  bangsa  dan  kaum  untuk  membangun  kompleksitas  dalam  hal
                  ekonomi dan politik. Selama itu kota besar menjadi makmur dengan bisnis di dalam

                  pinjaman dengan jumlah beban biaya yang lebih besar. Pada awalnya pembentukan

                  bank islam banyak diragukan karena beberapa alasan. Pertama, banyak orang yang
                  beranggapan bahwa sistem perbankan bebas bunga (interest free) adalah suatu yang

                  tidak mungkin dan tidak lazim. Kedua, keraguan tentang bagaimana bank islam
                  akan  membiayai operasionalnya. Meskipun  begitu  terdapat  beberapa  bukti  yang

                  menunjukkan  bahwa  pengembangan  dari  sistem  perbankan  islam  berjalan  dan

                  mulai ada dari zamanmya Nabi dan Sahabat, Bani Umayyah dan Bani Abassiyah,
                  dan di Masa Eropa.


                  A.  Perbankan di Zaman Rasulullah SAW Dan Sahabat RA
                  Di dalam sejarah perekonomian umat Islam, kegiatan muamalah seperti menerima

                  titipan harta, meminjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan untuk keperluan

                  bisnis, serta melakukan pengiriman uang, yang dilakukan dengan akad-akad yang
                  sesuai  syariah  telah  lazim  dilakukan  umat  Islam  sejak  zaman  Rasulullah  Saw.

                  Rasulullah Saw, yang dikenal dengan julukan Al-amin, dipercaya oleh masyarakat
                  Mekah menerima simpanan harta, sehingga pada saat terakhir sebelum hijrah ke

                  Madinah, ia meminta Ali bin abi Thalib r.a untuk mengembalikan semua titipan itu
                  kepada para pemiliknya.









                                                         63
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74