Page 64 - E BOOK EKONOMI ISLAM
P. 64

menurut  penulis  daftar  urutan  perlindungan  terhadap  kelima  unsur  inipun
                      dianggap  sebagai  formulasi  yang  sangat  cocok  penggunaan  uang  untuk

                      mencapai maslahah.


                  b.  Menghindari Tabdzîr dan Isrâf dalam menggunakan harta (uang)

                      Ajaran  Islam  membolehkan  umatnya  menikmati  kebaikan  duniawi  selama
                      tidak  melewati  batas-batas  kewajaran.  Seperti  tidak  melakukan  perbuatan

                      Tabdzîr dan Isrâf. Tabzîr memiliki arti menghambur-hamburkan harta (uang)
                      tanpa  ada  kemaslahatan  atas  tindakan  tersebut.  Ketika  seseorang  membeli

                      sesuatu melebihi dari kebutuhan-nya maka pada saat itu ia dapat dikategorikan

                      sedang melakukan tabdzîr. Islam melarang seorang muslim membelanjakan
                      uangnya  dan  menikmati  kehidupan  duniawi  ini  secara  boros.  Larangan  ini

                      cukup  beralasan.  Tabdzîr  dapat  menyebabkan  cash  menyusut  secara  cepat.
                      Ketiadaan  cash  akan  berdampak  pada  rendahnya  daya  beli  low  purchasing

                      power  seseorang  terhadap  barang  dan  jasa.  Hasilnya,  berbagai  macam

                      kebutuhan manusia tidak akan terpenuhi secara maksimal dengan ketiadaan
                      cash.


                      Selain itu, prilaku tabdzîr juga akan menghalangi seorang muslim untuk dapat

                      berinfaq  (harta),  sehingga  tabdzîr  bisa  menjadi  penyebab  seorang  muslim
                      mendapat predikat kikir dan pelit. Allah SWT melarang dan mengibaratkan

                      orang-orang  yang  melakukan  tabdzîr  dengan  saudara  setan,  sebagaimana

                      terdapat pada ayat Qur’an mengenai larangan untuk bersikap boros:


                      Al-Qur’an Surat Al-Isra’ ayat 26-27


                            ْ
                                                                         ْ
                                                                                      ُ ْ
                                                                                               ٰ


                                                                              َّ
                     َنْير ذَبُملا   َّن ا ا ً رْي ذْبَت  ْ ر ذَبُت  َ لْو  لْيبَّسلا  َنْباو  َنْي كْس ملاو   هقح ىٰب ْ رقلا اَذ    تاو
                                                                               َ

                                                 َ
                                                                           َ
                                                               َ
                                                                                                َ
                                                             ٰ
                                                                         ۗ
                                 ٢٦ -٢٧ - ا ً ر ْ وُفَك    ه بر ل  ُنطْيَّشلا  َناَكو  نْي طٰيَّشلا  َناوْخ ا ا ْْٓ وُناَك
                                                        َ
                                                                        َ
                                                                                       َ


                                                         58
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69