Page 62 - E BOOK EKONOMI ISLAM
P. 62

beberapa  padangan  Islam  tentang  cara  memberdayakan  harta  yang  termasuk  di
                  dalamnya uang:

                  a.  Menentukan Prioritas Pemanfaatan Harta (uang)
                      Islam mengajarkan seorang muslim mengenai mekanisme pemanfaatan harta

                      (uang) untuk mencapai tujuan falâh, yaitu mencapai kebahagiaan dunia dan

                      akhirat  melalui  suatu  tata  kehidupan  yang  baik  dan  terhormat  (hayyah
                      thayyibah). Mewujudkan kesejahteraan hakiki bagi manusia merupakan dasar

                      sekaligus tujuan utama dari syari‟at Islam (mashlahah al-ibâd), karenanya juga
                      merupakan tujuan ekonomi Islam. Menurut as-Syatibi tujuan utama syari‟at

                      Islam adalah mencapai kesejahteraan manusia yang terletak pada perlindungan

                      terhadap kemashlahatan.


                      Al-Ghazali  dalam  hal  pemenuhan  kebutuhan  termasuk  di  dalamnya
                      penggunaan  uang  membaginya  dalam  tiga  skala  prioritas,  yaitu  tingkatan

                      darûrât  (kebutuhan  primer),  tingkatan  hajjât  (kebutuhan  sekunder),  dan

                      tingkatan  tahsînât  /tazniyât  (kebutuhan  tersier).  Dalam  penggunaan  uang
                      ketiga tingkatan ini haruslah didahulukan sesuai dengan skala prioritas. Jangan

                      sampai tingkatan yang kedua dan ketiga mendahului tingkatan yang pertama
                      yang sangat mendasar dan harus terpenuhi.


                      Menurut  as-Shatibi,  ada  lima  dasar  kebutuhan  yang  harus  dipenuhi,  yaitu

                      agama (ad-dîn), jiwa (an-nafs), intelektual (al-„aql), keluarga dan keturunan

                      (an-nasl),  dan  harta  (al-mâl).  Kelima  unsur  kebutuhan  tersebut  merupakan
                      kebutuhan primer manusia, yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi agar manusia

                      terjaga eksistensinya dan hidup bahagia di dunia dan di akhirat. Hal ini lah yang
                      membedakan antara konsep kesejahteraan antara ekonomi konvensional dan

                      ekonomi Islam yang meniadakan unsur keimanan (ad-dîn) dalam mencapai
                      tujuan hidup.



                      Agama atau keimanan (ad-dîn) ditempatkan pada urutan pertama karena sangat
                      berpengaruh terhadap kepribadian, perilaku, gaya hidup, cita rasa dan prefensi,







                                                         56
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67