Page 22 - Buku Diklat Hutan Loa Haur
P. 22

Sosialisasi juga disampaikan di kantor Kecamatan Loa Janan dan
             Kecamatan Loa Kulu, serta pada kantor Dinas Pertambangan Kutai
             Kertanegara. Selain itu, sosialisasi juga disampaikan  kepada dua
             perusahaan pemilik izin tambang batu bara, yaitu PT. Cipta Kridatama
             dan PT. Anugrah Bara Kaltim.


                Di luar sosialisasi, Balai Diklat Kehutanan juga mendekati masyarakat
             dengan mengajak mereka mengikuti pelatihan budidaya rotan. Pelatihan
             ini diikuti 17 orang. Selain itu, ada juga pelatihan teknik pendampingan,
             yang diikuti delapan orang.

             Inventarisasi dan Tata Batas

             Pada 2004, Balai Diklat Kehutanan Samarinda mulai menggelar se-
             jum lah langkah strategis, seperti inventarisasi. Pendataan dilakukan
             pada sejumlah aspek, mulai dari inventarisasi potensi sumberdaya
             hutan, inventarisasi penggarapan lahan oleh masyarakat, inventarisasi
             tumpang tindih kawasan dengan pemegang izin tambang batu bara, dan
             pemeriksaan batas kawasan hutan.

                Pemeriksaan batas kawasan dilakukan dengan mengecek patok-
             patok batas yang telah dipasang pada tata batas tahun 2000 dan
             memasang patok baru pada titik-titik yang patoknya hilang. Hasilnya,
             dari 323 patok batas yang dipasang pada 2000, hanya delapan patok
             yang masih tersisa: dua patok di sisi barat, enam patok lagi di sisi timur
             hutan. Sisanya hilang. Untuk itu, dilakukan pemasangan ulang 96 patok:
             24 di sisi barat, 72 di timur.


                Hasil inventarisasi penggarapan lahan juga mencatat beberapa
             temuan. Misalnya, terdapat sedikitnya 44 titik yang digarap masyarakat.
             Selain itu, terdapat tujuh tumpang tindih penggunaan kawasan dengan
             lima pemilik izin tambang batu bara, yaitu: PT. Welarco Subur Jaya, PT.
             Multi Sarana Avindo, PT. Etam Manunggal Jaya, KUD Tani Maju, dan
             KUD Padat Karya.

                Inventarisasi potensi hutan dilaksanakan pada seluruh kawasan
             (4.310 ha), berdasarkan hasil citra satelit tahun 2003. Hasil analisa citra
             satelit menunjukkan terdapat  kawasan yang masih  berhutan, berupa
             hutan sekunder dan belukar muda. Selain itu, sebagian kawasan lagi
             berupa alang-alang, kebun, dan ladang yang digarap masyarakat.

                Inventarisasi tegakan di lapangan dilakukan khusus untuk kawasan
             yang masih berhutan, yaitu hutan sekunder dan belukar muda. Caranya,


           12                           MENGELOLA HUTAN DIKLAT                                                               DUA DEKADE HUTAN DIKLAT LOA HAUR, KALIMANTAN TIMUR       13
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27