Page 269 - Microsoft Word - bb69-8248-e5c4-df26
P. 269

memperoleh tanggapan positif. Oleh karena berbagai upaya diplomasi tidak
                        berhasil, pemerintah Indonesia akhirnya memutuskan untuk menempuh sikap
                        keras melalui konfrontasi total terhadap Belanda, antara lain sebagai berikut.
                        a)   Pada tahun 1956, Indonesia secara sepihak membatalkan hasil KMB dan
                            secara otomatis membubarkan Uni Indonesia- Belanda. Melalui UU No.
                            13 Tahun  1956  tanggal  3  Mei  1956  Indonesia  menyatakan  bahwa  Uni
                            Indonesia–Belanda tidak ada.
                        b)   Pada 17 Agustus 1960, Indonesia secara sepihak memutuskan hubungan
                            diplomatik  dengan  Belanda  yang  diikuti  oleh  pemecatan  seluruh  warga
                            negara Belanda yang bekerja di Indonesia. Kemudian pemerintah Indonesia
                            mengusir  semua  warga  negara  Belanda  yang  tinggal  di  Indonesia  dan
                            memanggil pulang duta besar serta para ekspatriat Indonesia yang ada di
                            Belanda.
                        c)   Pembentukan   Provinsi  Irian  Barat  dengan  ibu  kota  di  Soasiu  (Tidore)
                            untuk menandingi pembentukan negara Papua oleh Belanda.
                           Puncak  konfrontasi  Indonesia  terhadap  Belanda  terjadi  saat  Presiden
                        Soekarno mengumandangkan Trikora (Tri Komando Rakyat) pada tanggal 19
                        Desember 1961 di Yogyakarta. Adapun isi Trikora adalah sebagai berikut.
                        1)   Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda kolonial.
                        2)   Kibarkan sang Merah Putih di Irian Barat tanah air Indonesia.
                        3)    Bersiaplah  untuk  mobilisasi  umum  mempertahankan  kemerdekaan  dan
                            kesatuan tanah air dan bangsa

                           Untuk  melaksanakan  Trikora,  pada  tanggal  2  Januari  1962  Presiden/
                        Pangti  ABRI/Panglima  Besar  Komando  Tertinggi  Pembebasan  Irian  Barat
                        mengeluarkan keputusan Nomor 1 Tahun 1962 untuk membentuk Komando
                        Mandala Pembebasan Irian Barat. Antara bulan Maret sampai bulan Agustus
                        1962  oleh  Komando  Mandala  dilakukan  serangkaian  operasi-operasi
                        pendaratan  melalui  laut  dan  penerjunan  dari  udara  di  daerah  Irian  Barat.
                        Operasi-operasi  infiltrasi  tersebut  berhasil  mendaratkan  pasukan-pasukan
                        ABRI dan sukarelawan di berbagai tempat di Irian Barat. Antara lain Operasi
                        Banteng  di  Fak-Fak  dan  Kaimana,  Operasi  Srigala  di  sekitar  Sorong  dan
                        Teminabuan, Operasi Naga dengan sasaran Merauke, serta Operasi Jatayu di
                        Sorong, Kaimana, dan Merauke.
                           Pada  mulanya  Belanda  mencemoohkan  persiapan-persiapan  Komando
                        Mandala tersebut. Mereka mengira, bahwa pasukan Indonesia tidak mungkin
                        dapat masuk ke wilayah Irian. Tetapi setelah ternyata bahwa operasi-operasi
                        infiltrasi dari pihak kita berhasil, maka Belanda bersedia untuk duduk pada
                        meja perundingan guna menyelesaikan sengketa Irian Barat.




                                                                          Ilmu Pengetahuan Sosial          255














                                         https://kherysuryawan.blogspot.com
   264   265   266   267   268   269   270   271   272   273   274