Page 274 - Microsoft Word - bb69-8248-e5c4-df26
P. 274

dan  membuat  kedudukannya  di  Indonesia  semakin  kuat.  Melalui  Nasakom
                       PKI  berupaya  agar  seluruh  aspek  kehidupan  masyarakat  termasuk  bidang
                       sosial,  pendidikan  dan  seni  budaya  berada  di  bawah  dominasi  politiknya.
                       Kampus dijadikan sebagai sarana politik, mahasiswa yang tidak ikut dalam
                       rapat  umum  atau  demonstrasi-demonstrasi  dianggap  sebagai  lawan.  Media
                       komunikasi massa seperti surat kabar yang menentang dominasi PKI dicabut
                       Surat Ijin Terbitnya. Dengan demikian surat kabar dikuasai oleh surat kabar
                       PKI seperti Harian Rakyat, Bintang Timur, dan Warta Bhakti.


                       b. Pendidikan
                         Pada  tahun  1950-an,  murid-murid  sekolah  lanjutan  tingkat  pertama  dan
                       sekolah  lanjutan  tingkat  atas  jumlahnya  banyak  sekali  dan  sebagian  besar
                       mengharapkan  menjadi  mahasiswa.  Supaya  mereka  dapat  melanjutkan
                       pendidikan, pemerintah menetapkan kebijakan untuk mendirikan universitas
                       baru di setiap ibu kota provinsi dan menambah jumlah fakultas di universitas-
                       universitas yang sudah ada. Untuk memenuhi keinginan umat Islam didirikan
                       Institut  Agama  Islam  Negeri  (IAIN),  Adapun  untuk  murid-murid  yang
                       beragama Kristen Protestan dan Katholik didirikan Sekolah Tinggi Theologia
                       dan seminari-seminari. Selanjutnya, didirikan pula perguruan tinggi-perguruan
                       tinggi  Islam,  Kristen  dan  Katholik,  seperti  Universitas  Islam  Indonesia,
                       Universitas Kristen Indonesia serta Universitas Katholik Atmajaya. Tercatat
                       pada tahun 1961 telah berdiri sebanyak 181 buah perguruan tinggi.
                         Pada tahun 1962 sistem pendidikan SMP dan SMA mengalami perubahan.
                       Dalam kurikulum SMP ditambahkan mata pelajaran Ilmu Administrasi dan
                       Kesejahteraan  Masyarakat,  dan  di  SMA dilakukan  penjurusan  mulai  kelas
                       II,  jurusan dibagi menjadi kelas budaya, sosial,  dan ilmu alam. Penjurusan
                       ini  bertujuan  untuk  mempersiapkan  murid-murid  SMA  untuk  memasuki
                       perguruan tinggi.
                         Gerakan menabung bagi setiap murid dilakukan pada Bank Tabungan Pos,
                       kantor pos, kantor pos pembantu. Para penabung diatur oleh Departemen P
                       dan K bersama dengan Direksi Bank Tabungan Pos. Usaha ini bertujuan untuk
                       mendidik  anak  berhemat  dan  mengumpulkan  dana  masyarakat.  Gerakan
                       koperasi sekolah juga digiatkan. Murid aktif dalam penyelenggaraan koperasi.
                       Kepala sekolah dan guru sebagai pengawas dan penasehat koperasi.
                         Pemerintah  masa  Demokrasi  Terpimpin  juga  membentuk  kelas  khusus
                       untuk  menampung  lulusan  sekolah  rakyat  yang  tidak  dapat  melanjutkan
                       pendidikan. Mereka didik dalam kelas khusus ini agar mendapat keterampilan.
                       Waktu pendidikan kelas khusus ini selama 2 tahun.





                     260    Kelas IX SMP/MTs Edisi Revisi














                                         https://kherysuryawan.blogspot.com
   269   270   271   272   273   274   275   276   277   278   279