Page 16 - Legenda Rawa Pening
P. 16

bumi tersebut dilakukan selama tujuh hari tujuh malam
            sebelum  acara  puncak  merti desa.  Para  gadis  di  desa
            tersebut sibuk mempersiapkan diri berlatih tari-tarian

            yang elok yang akan ditampilkan pada malam merti desa.
            Para pemuda dan para kepala keluarga bahu-membahu
            menghias  tanah  lapang  dengan  beraneka  hiasan  dari

            janur  dan  bambu.  Para ibu  sibuk menyiapkan  segala
            sesuatu untuk menyajikan hidangan lezat selama acara
            pesta rakyat. Semua persiapan tersebut dipusatkan di
            sekitar kediaman Ki Sela Gondang. Tidak heran rumah

            Ki Sela Gondang menjadi sangat ramai oleh kesibukan
            para  penduduk  mempersiapkan  hajat  besar  Desa
            Ngasem tersebut.

                 Suatu malam, Ki Sela Gondang mengumpulkan semua
            perangkat  desa  di  pendapa  rumahnya.  Sebagaimana
            kebiasaan dalam rangka merti desa, dibutuhkan sarana

            tolak bala berupa sesaji dan pusaka sakti milik seorang
            resi  terkenal  saat  itu.  Untuk  keperluan  tersebut,
            Kepala  Desa  mengutus  sang  putri  untuk  meminjam

            pusaka  sakti  milik  sahabatnya,  seorang  resi  bernama
            Ki  Hajar  Salokantara.  Pusaka tersebut  sedianya
            digunakan  sebagai  tolak bala  atau  salah  satu  syarat
            penyelenggaraan  pesta  rakyat  agar  acara  berjalan

            lancar tanpa halangan.







                                          4
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21