Page 18 - Legenda Rawa Pening
P. 18

“Kaulihat  sendiri,  ‘kan,  Nimas?  Putri  kita  sudah
            sanggup menerima perintah dari ayahandanya,” kata Ki
            Sela Gondang seraya tersenyum kepada istrinya.

                 “Baiklah,  Kakang.  Nimas  Ayu  Endang  Sawitri
            anakku, Ibu hanya dapat mendoakanmu dan memberi
            restu semoga Dewata Agung melindungimu,” kata Nyai

            Sela  Gondang  seraya  memeluk  putri  kesayangannya
            itu. Ada seberkas ragu dan gundah di matanya. Naluri
            keibuannya  menyiratkan  sebuah  kekhawatiran  yang
            teramat  sangat.  Namun,  demi  kepatuhannya  kepada

            sang  suami  dan  rasa  sayangnya  kepada  sang  putri,
            akhirnya  ia  merelakan  putrinya  pergi  menunaikan
            perintah Ki Sela Gondang.

                 Singkat  cerita,  Endang  Sawitri  menjalankan  titah
            sang ayah untuk meminjam pusaka kepada sang Resi,
            sahabat  ayahnya.  Ia  pergi  menuju  lereng  Gunung

            Telomoyo tempat resi tersebut tinggal. Endang Sawitri
            menunggang  seekor  kuda  yang  terlatih  melintasi
            jalan  terjal  berbatu  dan  ngarai  yang  elok.  Sesekali  ia

            mampir  di sebuah  sungai  untuk  melepas  dahaga  dan
            penat.  Gejolak  remajanya  terkadang  menggelegak
            menguasai  dirinya.  Keriangan  alami  yang  tak  dibuat-
            buat membuatnya begitu bahagia. Ia bermain riak-riak

            air sungai, sesekali berlarian di pinggir sungai mengejar
            kupu-kupu bersayap cantik, menangkap ikan dan katak





                                          6
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23