Page 24 - Legenda Rawa Pening
P. 24
sudah terlihat usang. Sang Resi menimang-nimang
benda tersebut dengan saksama. Sejurus kemudian,
ia membuka selubung kain usang tersebut. Ternyata,
benda yang dibawanya adalah sebilah keris yang masih
berwarangka. Dengan hati-hati sang Resi mencabut
keris dari warangkanya.
“Pusaka ini merupakan keris sakti yang memiliki nilai
yang tinggi, Ni Ayu,” kata Ki Hajar sembari memegang
dan mengamati keris pusakanya tersebut. Bola mata
Endang Sawitri yang bulat keabu-abuan terbelalak
takjub melihat keris yang dibawa sang Resi. Sungguh
ia tidak mampu menyembunyikan ketakjubannya akan
pusaka sakti yang terlihat kokoh tersebut.
“Ni Ayu, keris ini bukanlah pusaka sembarangan.
Kalau ayahandamu bukanlah sahabat baikku, tentu aku
tidak akan pernah meminjamkan keris ini kepadanya,”
lanjut sang Resi. Endang Sawitri masih terpana.
“Bawalah pusaka ini kepada ayahandamu, Ni Ayu.
Namun, ada hal penting yang harus kau perhatikan
ketika membawa pusaka sakti ini,” kata sang Resi seraya
memasukkan kembali keris ke dalam warangkanya.
Keris itu kemudian diselubungi dengan kain cokelat
yang usang.
“Mohon maaf, apakah Ni Ayu, dalam keadaan suci?”
tanya Ki Hajar Salokantara menyelidik.
12