Page 38 - Legenda Rawa Pening
P. 38

pun di desa kecil di dekat tempat tinggalnya yang sudi
            menolongnya. Para penduduk desa masih menganggap
            Endang Sawitri merupakan perempuan yang tidak baik

            karena  hamil  tanpa  didampingi  suami.  Mereka  masih
            tidak memercayai penjelasan Ki Sela Gondhang, Kepala
            Desa  Ngasem  yang  tak  lain  adalah  ayah  kandung

            Endang Sawitri. Tidak ada satu pun warga desa yang
            mengabarkan  berita  melahirkannya  Endang  Sawitri
            kepada warga Desa Ngasem, terlebih kepada keluarga
            Ki Sela Gondhang. Endang Sawitri pun melahirkan tanpa

            bantuan siapa pun.
                 Namun,  alangkah  terkejut  ia  karena  yang
            dilahirkannya  bukanlah  bayi,  melainkan  seekor  ular

            naga.  Anehnya  lagi,  ular  naga  itu  dapat  berbicara
            seperti halnya manusia. “Aaah, siapa kau? Mengapa aku
            melahirkan seekor ular naga?” teriak Endang Sawitri.

                 “Ibu,  ibu  jangan  takut.  Aku  adalah  anak  yang
            kaulahirkan. Ini kehendak Dewata, Ibu. Saya mohon Ibu
            jangan takut,” jawab ular naga itu sembari menyurukkan

            tubuhya kepada Endang Sawitri. Meskipun terkejut dan
            hatinya  remuk  redam,  dengan  belai  lembut  seorang
            ibu, Endang Sawitri menimang anaknya yang berwujud
            ular naga itu. Bayi ular naga itu pun diberi nama Baro

            Klinting.







                                          26
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43