Page 33 - Legenda Rawa Pening
P. 33

bersedia menikahi putrimu. Akan tetapi, pernikahan ini
            hanyalah untuk menutupi aib saja. Setelah janin di dalam
            kandungan putrimu lahir, pernikahan ini berakhir,” kata

            Ki Hajar Salokantara.
                 “Terserah kau saja, Kakang,” tukas Ki Sela Gondang.
            “Terima kasih, kau sudah mau membantuku, Kakang,”

            lanjut Ki Sela lagi.
                 Singkat cerita, pernikahan Ki Hajar Salokantara dan
            Endang  Sawitri  sengaja  ditutupi  dari  penduduk  desa.
            Tidak ada meriahnya pesta dan beraneka macam tarian

            serta hiburan. Pernikahan itu berlangsung khidmat dan
            mengharukan. Nyai Sela Gondang menangis tidak kuasa
            menahan sedih dan haru. Ia peluk putrinya yang telah

            sah menjadi istri Ki Hajar Salokantara. Endang Sawitri
            pun menangis tersedu-sedu di hadapan penghulu dan
            kedua orang tuanya.

                 “Maafkan  saya,  Ayahanda  dan  Ibu,”  isak  Endang
            Sawitri.
                 “Sudahlah, Nak. Sekarang kau telah menjadi istri Ki

            Hajar Salokantara. Kau harus mengikuti suamimu dan
            menaati  perintahnya,”  belai  sang  ibu  dengan  berjuta
            kasih sayang yang membuncah.
                 Sementara  itu, Ki  Hajar  Salokantara  dan  Ki  Sela

            Gondang terlibat pembicaraan di sudut lain rumah Ki
            Sela Gondang.





                                          21
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38