Page 58 - Legenda Rawa Pening
P. 58

makin kuat tertancap di tanah. Tak ada yang berhasil
            mencabutnya.  Mereka  pun  mengumpulkan  penduduk
            yang  berbadan  lebih  besar.  Bersama-sama  mereka

            mencoba mencabut. Akan tetapi, usaha mereka tetap
            tidak berhasil.
                 “Kemampuan  kalian  tidak  sebanding  dengan

            kesombongan kalian!” ujar Baro Klinting menyaksikan
            kejadian itu.
                 “Kalian  akan  membayar  mahal  kesombongan
            kalian!” lanjutnya dengan geram. “Perhatikan baik-baik

            ini!”
                 Akhirnya,  Baro  Klinting  berjalan  mendekat  ke
            batang  lidi  yang  ia  tancapkan  tadi.  Para  penduduk

            desa  mendekat.  Mereka  penasaran  dengan  apa  yang
            akan  terjadi.  Mata  Baro  Klinting  mengamati  satu  per
            satu  penduduk  yang  mengerumuninya.  Kemudian,  ia

            memegang perlahan lidi yang tertancap kuat di tanah
            tersebut.  Alangkah  herannya  penduduk  desa.  Hanya
            dengan  menggunakan  satu  tangan,  Baro  Klinting

            perlahan dapat mencabut lidi, lalu keajaiban pun terjadi.
            Lubang  bekas  tancapan  lidi  tersebut    menyemburkan
            air yang sangat deras. Semburan air makin lama makin
            deras dan menjadi air bah yang besar. Sontak kejadian

            itu  membuat  penduduk  desa  panik.  Beberapa  orang
            memukul kentongan sebagai tengara bahaya.





                                          46
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63