Page 59 - Legenda Rawa Pening
P. 59
Air bah mulai menggenangi Desa Pathok. Semua
penduduk berlarian menyelamatkan diri. Di tempat lain
Nyai Latung mendengar bunyi kentongan dari kejauhan.
Ia merasa heran dengan datangnya air bah yang besar.
Belum juga terjawab penasarannya, ia teringat pesan
Baro Klinting untuk segera naik ke atas lesung. Dalam
kungkungan rasa bingung, Nyai Latung menyaksikan air
bah itu terus datang dan semakin tinggi menggenangi
gubuk dan sekitarnya. Lesung yang dinaiki Nyai Latung
terapung-apung. Air makin membesar dan dalam sekejap
menggenangi Desa Pathok. Nyai Latung menyaksikan
para tetangganya tenggelam.
Kejadian itu terasa begitu cepat. Nyai Latung hanya
tertegun dalam kebingungan yang teramat sangat.
Setelah beberapa lama, lesung yang ditumpangi Nyai
Latung terbawa menepi sehingga ia dapat naik ke darat.
Mata tuanya masih tidak percaya dengan kejadian yang
baru saja dialaminya. Desa Pathok tempatnya tinggal
selama ini tenggelam bersama seluruh penduduknya.
Ia baru menyadari hanya ia yang selamat dari banjir
bandang itu. Penduduk desa yang lain tewas tertelan air
bah yang ia sendiri pun tidak tahu dari mana asalnya.
Ia mulai mengingat-ingat kejadian sebelum bencana
itu terjadi. Ia ingat sosok Baro Klinting.
47