Page 120 - Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi_Dr. Aninditya Sri Nugraheni, M.Pd
P. 120
I. Latihan
Latihan kelompok dalam materi “Teknik Menulis Esai” terbagi menjadi 3
sesi yaitu: (1) Sesi pertama, setiap mahasiswa membuat esai mengenai
“Pendidikan Karakter” dengan jenis esai naratif; (2) Sesi kedua, mahasiswa
membuat esai dengan jenis deskriptif, tema bebas; (3) Mahasiswa membuat
esai dengan jenis persuasif, tema bebas;
J. Tindak Lanjut
Strategi yang digunakan dalam materi ini adalah strategi aktif dalam
berdebat. Suatu perdebatan dapat menjadi sebuah metode berharga
untuk mengembangkan pemikiran dan refleksi, khususnya jika para
mahasiswa diharapkan mengambil posisi yang bertentangan dengan
pendapatnya. Ini adalah sebuah strategi untuk melakukan suatu
perdebatan yang secara aktif melibatkan setiap mahasiswa dalam kelas
bukan hanya orang-orang yang berdebat.
Prosedur
a. Kembangkan suatu pernyataan yang berkaitan dengan sebuah isu
kontroversial yang berkaitan dengan esai yang sudah dibuat secara
kelompok pada pertemuan yang lalu yaitu mengenai “Jenis Esai
Narasi, Deskripsi, dan Persuasi”.
b. Bagilah kelas menjadi dua tim debat. Tugaskan (secara acak) posisi
“pro” pada suatu kelompok dan posisi “kontra” pada kelompok yang
lain.
c. Selanjutnya, buatlah dua atau empat sub-kelompok di dalam masing-
masing tim debat itu. Dalam sebuah kelas dengan 50 mahasiswa,
misalnya, mungkin dibuat lima kelompok pro dan lima kelompok
kontra, masing-masing berisi lima anggota. Mintalah tiap-tiap sub-
kelompok mengembangkan argumen-argumen untuk posisinya yang
telah ditentukan, atau berikan sebuah daftar argumen yang lengkap
yang mungkin mereka diskusikan dan pilih. Pada akhir diskusi mereka,
suruhlah sub-kelompok tersebut memilih seorang juru bicara.
d. Aturlah lima sampai sepuluh kursi (tergantung pada jumlah sub-sub
kelompok yang dibuat untuk tiap posisi/bagian) untuk para juru bicara
kelompok pro menghadap mereka, jumlah kursi yang sama untuk
para juru bicara kelompok kontra. Tempatkan mahasiswa yang lain di
belakang tim debat mereka.
e. Mulailah “perdebatan” dengan menyuruh para juru bicara itu
menyampaikan pandangan-pandangan mereka. Mengaculah pada
proses ini sebagai “argumen-argumen pembuka”.
f. Setelah setiap orang telah mendengar argumen-argumen pembuka,
hentikan perdebatan itu dan gabunglah kembali sub-sub kelompok
semula. Mintalah sub-sub kelompok itu membuat strategi bagaimana
mengkounter argumen-argumen pembuka tersebut dari sisi yang
berlawanan. Juga, suruhlah masing-masing sub-kelompok memilih
juru bicara, lebih disenangi seorang yang baru. Mulailah “perdebatan”
itu. Suruhlah juru-juru bicara itu, ditempatkan berhadapan satu sama
Bahasa Indonesia Berbasis Pembelajaran Aktif 119