Page 39 - Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi_Dr. Aninditya Sri Nugraheni, M.Pd
P. 39
keluarga atau marga.
Contoh:
M. Samiaji, S.K.M.
N. Ny. Sugiarti, M.A.
S. Bagus Samoso, S.Kp., M.Sc.
7) Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan dan
keterangan aposisi. Keterangan tambahan adalah keterangan yang
disisipkan dalam kalimat yang sudah lengkap. Bagian ini terletak di
luar bangun kalimat karena dibuang pun tidak akan mengganggu
makna yang dikandung di dalam kalimat tersebut. Selanjutnya,
yang di maksud dengan keterangan aposisi adalah keterangan
yang sifatnya saling menggantikan. Perhatikan contoh berikut:
a) Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, melantik Kepala Bapeda
yang baru kemarin.
b) Presiden RI, Susilo Bambang Yudoyono, menghadiri
pemakaman jenasah Yasser Arafat.
c. Titik Dua (:)
Titik dua sering digunakan secara tidak tepat, terutama dalam
kalimat yang mengandung rincian. Hal itu tidak akan terjadi jika para
penulis memperhatikan kaidah berikut.
1) Tanda titik dua digunakan pada kalimat lengkap yang diberi rincian
berupa kata atau frasa.
Contoh:
Mahasiswa harus rajin belajar: membaca buku, berdiskusi, dan
mengikuti evaliasi.
2) Titik dua tidak digunakan sebelum rincian yang merupakan
pelengkap kalimat yang mengakhiri pernyataan.
Contoh:
Sifat-sifat sapi yaitu bertulang belakang, berkaki empat, makan
rumput, dan memamah biak.
3) Titik dua harus diganti dengan titik satu pada kalimat lengkap yang
dikuti suatu rincian berupa kalimat lengkap, dan tanda akhir
rincian diakhiri titik.
Contoh:
Mahasiswa teladan harus memenuhi syarat-syarat ini.
a) Mahasiswa tersebut menghadiri kuliah 90 s.d. 100 persen.
b) Mahasiswa tersebut mendapatkan IPK tertinggi di
universitasnya.
c) Mahasiswa tersebut berkarakter baik.
d. Tanda Hubung (-)
1) Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-
bagian ungkapan.
Contoh:
tiga puluh dua-pertiga (30 2/3)
Bahasa Indonesia Berbasis Pembelajaran Aktif 38