Page 156 - Diktat Fisika SMA Kelas X
P. 156

C = titik beku air

                       D = titik didih air
                       E = titik embun uap air


               Keterangan Grafik:
               1.  Gambar AB (Q 1)
                   Kalor yang diterima oleh es (Q 1) digunakan untuk menaikkan suhu agar mencapai titik
                                            o
                   leburnya, yaitu sebesar 0  C. Besarnya kalor yang diterima oleh es tersebut dapat dihitung
                   dengan persamaan:
                              Q 1 = m . c. t AB           dengan  c = kalor jenis es

               2.  Gambar BC (Q L)
                                o
                   Pada suhu 0  C dan tekanan 1 atm es telah mencapai titik leburnya. Penambahan kalor
                                                                                      o
                   dari luar (Q U) digunakan untuk melebur es menjadi air bersuhu 0  C. Jadi, kalor  yang
                   diterima es tersebut tidak digunakan untuk menaikkan suhu, melainkan untuk merubah
                   wujud es menjadi air. Peristiwa ini disebut melebur atau mencair. Besarnya kalor yang
                   digunakan untuk melebur es dapat dihitung dengan persamaan berikut.

                              Q L = m . L          dengan:    L  =  kalor  lebur  atau  kalor  laten  (J/kg  atau
                   kal/g)

               3.  Gambar CD (Q 2)
                                                                      o
                   Penamabahan kalor setelah es mencair pada suhu 0  C dan tekanan 1 atm tersebut (pada
                                                                            o
                   gambar CD) digunakan untuk menaikkan suhu air dari 0  C sampai pada titik didih air,
                             o
                   yaitu 100  C pada tekanan 1 atm. Besarnya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
                   air tersebut dapat dihitung dengan persamaan berikut:

                              Q 2 = m . c . t CD          dengan:  c = kalor jenis air

               4.  Gambar DE (Q U)
                                                                               o
                   Penambahan  kalor  setelah  air  mendidih  pada  suhu  100  C  tidak  digunakan  untuk
                   menaikkan suhu, melainkan untuk merubah wujud zat dari air berangsur-angsur berubah
                                                                      o
                   menjadi  uap  (gas)  yang  bersuhu  tetap,  yaitu  100  C.  Besarnya  kalor  yang  digunakan
                   untuk merubah wujud ini dapat dihitung dengan persamaan berikut.

                              Q U = m . L          dengan: L = kalor uap atau kalor laten (J/kg atau kal/g)

               5.  Gambar EF (Q 3)
                   Pada  tahap  terakhir  ini,  kalor  yang  diberikan  digunakan  untuk  menaikkan  suhu  uap
                                                              o
                   sampai  pada  suhu  tertentu,  misalnya  120  C.  Besarnya  kalor  yang  diperlukan  untuk
                   menaikkan uap air dihitung dengan persamaan berikut.

                              Q 2 = m . c . t EF          dengan:  c = kalor jenis uap air

                                                                                           o
                   Jadi, jumlah kalor yang diperlukan untuk merubah wujud es bersuhu -10  C menjadi uap
                                   o
                   air bersuhu 120  C adalah:

                              Q total = Q 1 + Q L + Q 2 + Q U + Q 3




                  B u k u   F i s i k a   S M A   K e l a s   X                                Page   146
   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161