Page 95 - Diktat Fisika SMA Kelas X
P. 95
Orang yang pertama kali menguji pendapat James Clerk Maxwell tentang gelombang
elektromagnetik adalah Heinrich Rudolf Hertz. Selain mendukung teori gelombang Heinrich
Rudolf Hertz juga menemukan efek fotolistrik.
Teori Kwantum dari Max Karl Ernest Ludwig Plank
Max Karl Ernest Ludwig Plank berpendapat bahwa energi cahaya merupakan paket-paket
kecil yang disebut kwanta, teorinya dikenal dengan teori kwantum cahaya. Paket-paket
energi cahaya tersebut disebut dengan foton. Energi dari sebuah foton E dihubungkan dengan
frekuensi f dari gelombang cahaya melalui rumus Einstein E = h.f, dengan h disebut
konstanta Plank.
Teori Dualisme Gelombang Albert Einstein
Fenomena efek fotolistrik dan hamburan Compton hanya dapat diterangkan jika
cahaya dianggap sebahai partikel (bukan sebagai gelombang), ingat teori partikel Newton.
Akhirnya dapat dinyatakan bahwa cahaya memiliki sifat dualisme, yaitudalam keadaan
tertentu sifat gelombang cahaya lebih menonjol daripada sifat partikel cahaya dan dalam
keadaan lainnya sifat partikel cahaya lebih menonjol daripada sifat gelombangnya. Sifat
dualisme gelombang partikel lebih menyakinkan ketika de Broglie mengemukakan teorinya
bahwa partikel yang bergerak dapat memiliki sifat sebagai gelombang dengan panjang
gelombang yang sesuai.
Pemahaman tentang teori dualisme gelombang partikel cahaya lebih lengkap setelah
C. J. Davison, L. Germer, dan G. P. Thomson menunjukkan bahwa electron-elektron dan
partikel-partikel lainnya juga mempunyai sifat dualisme, dan percobaan mereka juga
menunjukkan sifat-sifat gelombang dalam interferensi dan diffraction di samping sifat-sifat
partikel yang sudah di kenal.
B. Hukum Pemantulan Cahaya (Laws of Reflection)
Pemantulan cahaya dapat diamati dengan sinar datang sinar pantul
menggunakan kotak cahaya bercelah dan normal
cermin datar yang diletakkan di atas selembar
kertas putih polos (Gambar 5). Sinar yang
keluar dari celah disebut sinar datang, sinar
yang dipantulkan cermin disebut sinar pantul,
dan garis yang tegak lurus cermin disebut
garis normal. Gambar 4. Pemantulan cahaya.
Perhatikan Gambar 5. Cakra Optik! Di pusat cakra optic dilengkapi cermin datar sebagai
0
bidang pantul. Sinar datang melewati sudut 45 menuju pusat cakra optic dipantulkan
0
melewati sudut 315 . Dengan demikian dapat diperoleh data bahwa sudut yang dibentuk oleh
normal N terhadap sinar datang sama dengan sudut yang dibentuk oleh normal N terhadap
sinar pantul atau (i = r).
Dari percobaan menggunakan alat tersebut diperoleh Hukum Pemantulan (Gambar 6), yaitu:
1. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal berpotongan pada satu titik dan terletak
pada satu bidang datar.
2. Sudutdatang (i) sama dengan sudut pantul (r) atau (i = r).
B u k u F i s i k a S M A K e l a s X Page 86