Page 5 - Artikel Kesehatan RSUP Dr. Sardjito 2020
P. 5
1. Pengenalan dan Aktivasi
Bila ketemu seseorang yang hilang kesadaran mendadak, penolong melakukan:
a. Menilai respon korban
b. Meminta pertolongan/ mengaktifkan system gawat darurat
c. Memeriksa nafas dan nadi
Penolong harus dalam posisi aman, kemudian memberikan rangsangan kepada
korban dengan cara menepuk-nepuk bahu atau menggoyangkan korban sambil
memanggil korban.
Bila korban menjawab atau bergerak terhadap respon yang diberikan, maka usahakan
tetap mempertahankan posisi korban seperti saat ditemukan atau diposisikan kedalam
posisi mantap sambil terus melakukan pemantauan tanda vital.
Bila korban tidak memberikan respon, maka penolong harus minta tolong kepada
orang sekitar atau mengaktifkan system gawat darurat.
Penolong melakukan pemeriksaan napas dan nadi secara simultan antara 5-10 detik.
Pemeriksaan napas dengan cara melihat gerakan dada dan perut korban.
Pemeriksaan nadi dengan meraba denyutan nadi Karotis. Pemeriksaan denyut nadi
arteri karotis dileher tidak mudah dilakukan. Tindakan pemeriksaan denyut nadi boleh
tidak dilakukan oleh penolong awam dan langsung mengasumsikan terjadi henti
jantung jika seorang dewasa mendadak tidak sadar dan tidak memberi respon saat
diberi rangsangan serta tidak bernapas atau bernapas tidak normal. Penilaian denyut
nadi tidak boleh melebihi 10 detik, artinya jika penolong tidak berhasil meraba
denyutan nadi dalam waktu 10 detik maka korban dinaggap tidak ada nadi.
2. Kompresi Dada
Kompresi dada atau penekanan dada bertujuan melakukan pijat jantung luar sehingga
dengan menekan tulang dada maka jantung yang berada diantara tulang dada dan
tulang belakang dipaksa untuk memompa darah keseluruh tubuh.
Beberapa yang harus diperhatikan saat melakukan kompresi dada
a. Korban diletakkan di tempat yang datar dan keras
b. Tumit salah satu tangan penolong diletakkan di setengah bagian bawah tulang
dada (sternum) korban, Tangan satunya ditumpangkan di atas tangan yang
melakukan kompresi