Page 37 - E BOOK EKONOMI ISLAM
P. 37
sebagai: semua ketentuan yang datangnya dari Allah bagi hamba-Nya berupa
hukum-hukum yang dibawa oleh para utusan (rasul/nabi), baik yang berkaitan
dengan petunjuk cara-cara berbuat (amal) yang kemudian dikenal sebagai hukum
cabang (furu`) dan melahirkan ilmu fiqh, maupun yang berkaitan dengan keyakinan
yang disebut teologi (kalam), serta darinya terlahir ilmu kalam. Dari definisi ini
dipahami bahwa salah satu muatan syari`ah adalah peraturan atau petunjuk.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa ekonomi etis merupakan paradigma baru
ekonomi islam (Dimyati: 2007). Sementara menurut Masyhudi Muqorobin (2000)
istilah tentang paradigma ilmu ekonomi Islam disebut sebagai paradigma baru atau
paradigma asal. Ia dapat dinyatakan baru karena memperbarui yang telah usang
dengan menyuntikkan semangat eksplorasi ilmiah yang baru berdasarkan formulasi
sintesis atas metodologi usul-fiqh dengan metodologi ilmu ekonomi konvensional.
Sebaliknya ia juga dapat dinyatakan sebagai paradigma asal mengingat kita kembali
pada sistem etik ekonomi Islam yang telah dikembangkan para pendahulu kita
beberapa abad yang lampau, sama sekali tanpa mengurangi makna suntikan
semangat ilmiah yang baru dari metodologi ilmu ekonomi konvensional.
Tetapi dalam tulisan ini tidak akan membahas lebih lanjut tentang paradigma
tersebut. Pembahasan kali ini akan menekankan pada bagaimana cara memahami
sistem ekonomi islam. Ada dua pertanyaan mendasar apabila ingin mendalami
sistem ekonomi islam. Pertanyaan pertama, bagaimana cara menggali sistem
ekonomi islam? (how to explore). Pertanyaan kedua, bangaimana cara
menjalankan/menerapkan sistem ekonomi islam? (how to run).
1) How to Explore?
Pertanyaan ini mengkaji lebih mendalam bagaimana cara menggali ilmu ekonomi
islam agar dapat menjadi sebuah sistem yang ideal secara ilmiah maupun agama.
Konsep bagaimana cara menggali ini dibagi menjadi tiga basic
philosophy yaitu Burhani, Bayani dan Irfani.
31