Page 6 - e-book sistem tanam paksa di indonesia
P. 6

E-BOOK SISTEM TANAM PAKSA DI INDONESIA

                     Hasil  tanaman  harus  diberikan  kepada  pemerintah  Koloni.  Jika  harganya  melebihi

                     kewajiban pembayaran pajak maka kelebihannya akan dikembalikan pada petani.

                     Penyerahan teknik pelaksanaan aturan sistem tanam paksa kepada kepala desa.
                     Kegagalan  atau  kerusakan  yang  mengakibatkan  gagal  panen  yang  bukan  karena

                     kesalahan  dari  petani  seperti  karena  hama  atau  bencana  alam,  akan  di  tanggung
                     pemerintah kolonial.


               3. Pelaksanaan Sistem Tanam Paksa di Indonesia


                     Pelaksanaan sistem tanam paksa di Indonesia pada awalnya sesuai seperti aturan yang
               telah  ditetapkan  yaitu  mewajibkan  penyerahan  1/5  hasil  dari  luas  tanahnya  dengan  jenis

               tanaman komoditas ekspor -khusunya kopi, tebu, dan nila- dengan harga yang ditentukan, dan
               kemudian pribumi juga mewajibkan bayar sewa tanah hasil dari hasil jual. Gagal panen akan

               ditanggung oleh pemerintah, dan wajib tanam paksa ini dapat diganti oleh pencurahan tenaga

               untuk tenaga dan pekerjaan di pabrik-pabrik.

                     Namun kenyataannya ketika aturan ini diterapkan kepada pemerintahan daerah masing-

               masing,  salah  satu  contoh  penerapannya  di  pulau  Jawa,  para  pribumi  merasa  dipaksakan,
               bahkan ada unsur ketakutan. Hal ini berlawanan dengan tujuan semestinya yang seharusnya

               dilakuakan dengan sukarela oleh penduduk Jawa secara merata. Sebab pada intinya, dalam
               praktek pelaksanaannya ternyata sangat beragam antara satu tempat dengan tempat lainnya.

               Rakyat dipaksa untuk terus bekerja, yang dikenal dengan istilah Kerja Rodi.

















                                           (Suasana Saat Pelaksanaan Cultuur Stelsel)


                     Adanya  penerapan  sistem  presentase  penjualan  tanaman-tanaman  ekspor  yang
               berdampak  pada  besarnya  penyetoran  (disebut  cultuurprocenten)  seolah-olah  menjadi

               "sayembara" bagi para Bupati-bupati dan para penjabat Belanda di daerah-daerah lokal yang




                                                                       By Mohamad Ully Purwasatria, M.Pd      6
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11