Page 48 - BUKU ELEKTRONIK KIMIA KELAS XI PJBL
P. 48
+
Adanya ion H dalam hasil reaksi menunjukkan bahwa larutan garam tersebut bersifat
asam. Jika diuji keasamannya dengan menggunakan kertas lakmus biru, warna kertas lakmus
-
akan berubah menjadi merah. Adapun ion Cl yang berasal dari asam kuat, tidak bereaksi dengan
air (tidak terhidrolisis) sehingga terjadi hidrolisis parsial.
Hidrolisis lon Logam
Garam yang mengandung kation logam yang berukuran kecil dan bermuatan dan
3+
3+
3+
3+
2+
bermuatan tinggi (misalnya Al , Cr , Fe , Br , dan Be ) dan basa konjugat dari asam kuat
juga menghasilkan larutan asam. Misalnya, ketika aluminum klorida (AICI3) larut dalam air, ion
3+
3+
Al mengambil bentuk terhidrasi Al(H2O)6 . Mari kita lihat satu ikatan antara ion logam dan
3+
atom oksigen satu dari enam molekul air dalam Al(H2O)6 .
H
Al
O
H
3+
lon bermuatan positif Al menarik rapatan elektron ke arah dirinya sehingga
menyebabkan ikatan O-H semakin polar. Akibatnya, atom H memiliki kecenderungan lebih
besara untuk terionisasi dibandingkan atom hidrogen yang ada dalam molekul air yang tidak
terlibat dalam hidrasi. Proses tonisasi hasilnya dapat dituliskan sebagai
3+
+
2+
Al(H2O)6 (aq) + H O ( ) ⇄ Al(OH)(H2O)5 (aq) + H3O (aq)
2
atau sederhananya
+
2+
3+
Al(H2O)6 (aq) ⇄ Al(OH)(H2O)5 (aq) + H (aq)
Konstanta kesetimbangan untuk hidrolisis kation logam adalah
2+
+
[Al(OH)(H2O)5 ][ H ]
-3
Ka = = 1,3 x 10
3+
[Al(H2O)6 ]
2+
perhatikan bahwa spesi Al(OH)(H2O)5 dapat menjalani ionisasi lebih lanjut
+
2+
+
Al(OH)(H2O)5 (aq) ⇄ Al(OH)(H2O)4 (aq) + H (aq)
Dan seterusnya. Namun kita biasanya cukup memperhatikan tahap pertamanya saja.
43
7