Page 49 - Ok _PEPERANGAN&SERANGANFINAL 05012018
P. 49
Perang Aceh 49
SULTAN Mahmud sah teuku cik ditiro
angkatan lautnya memblokade 28 perwira, 1.024 prajurit, korban
perairan pantai Aceh untuk memutus luka-luka sebanyak 1.082 prajurit
hubungan luar negeri kerajaan Aceh yang 52 di antaranya adalah perwira.
dengan kerajaan Penang. Van Swieten kemudian digantikan
oleh Jenderal Pel. Tetapi tidak lama
• Pada November 1873, dari Pulau kemudian Jenderal Pel meninggal
Jawa Belanda memberangkatkan dunia, dan pada 10 Maret 1876,
angkatan perang yang terdiri atas 18 digantikan oleh Jenderal G.B.T
kapal perang uap, tujuh kapal uap Wiggers van Kerchem
angkatan laut, 12 barkas, dua kapal
peronda, 22 kapal pengangkut di • Pada Maret 1877, Gubernur Jenderal
bawah pimpinan Letnan Jenderal Hindia Belanda, J.W. van Lansberge
J. van Swieten, pensiunan panglima menuju Aceh dan mengambil hati
pasukan Hindia Belanda yang rakyat dengan cara membangun
diaktifkan kembali dibantu oleh Masjid Raya yang hancur. Peletakan
Mayor Jenderal G.M. Verpijck. batu pertama dilakukan oleh Teuku
Kali Malikon Ade pada 9 Oktober
• Selanjutnya 9 Desember 1873,
agresi militer Belanda kedua di 1879.
Aceh dimulai, mereka mendaratkan • Agustus-Oktober 1877, Belanda
pasukan di kampung Leu’u dekat mengirim kekuatan militernya di
Kuala Gigieng, Aceh Besar. Pasukan Batee Ilie, Samalanga. Panglima
Aceh dipimpin oleh Tuanku Hasyim tentara Belanda, Kolonel Van der
Bangtamuda. Saat masa berperang Heijden terkena peluru di mata
ini, tepatnya 29 Januari 1874, Sultan kirinya.
Mahmud Syah wafat akibat wabah • 18 Juni 1878, Habib Abdurahman el
kolera.
Zahir yang kembali dari Turki pada
• Beberapa hari kemudian, 31 Januari 1877 bersama Teuku Nanta menyusun
1874 Letnan Jenderal J. van Swieten rencana penyerangan terhadap
menyatakan kerajaan Aceh dan Aceh kedudukan pertahanan Belanda di
Besar sudah ditaklukkan. Cot Bada. Memimpin 2.000 pasukan,
berhasil menguasai Lhong, Krueng
• 16 April 1874 Letnan Jenderal J. van Raba, Buket Seubun, dan Peukan
Swieten kembali ke Batavia dengan Bada. Kemudian bersama Tengku Cik
meninggalkan korban tewas sebanyak
Ditiro menggempur Belanda di Sigli
dan Mukim IV.