Page 305 - Book Kelas IX Seni Budaya BS.indb
P. 305

4)  Mencari makna dialog dari peran yang akan dimainkan. Dialog-
                         dialog peran terkadang menggunakan bahasa sastra atau kiasan
                         yang mempunyai makna tersirat. Tugas seorang pemeran adalah
                         mencari makna yang tersirat tersebut sehingga dimengerti.
                         Kalau kita memahami makna kata tersebut maka kita dapat
                         mengekspresikan baik lewat bahasa verbal maupun bahasa
                         tubuh.

                     5)  Menciptakan gerakan-gerakan dan ekspresi peran. Langkah
                         ini bisa dilakukan ketika kita benar-benar merasakan gejolak
                         batin atau emosi ketika mengucapkan dialog. Kalau kita tidak
                         merasakan itu maka gerak dan ekspresi yang timbul bersifat klise
                         atau dibuat-buat. Untuk bisa menciptakan gerak dan ekspresi
                         terlihat natural, seorang pemeran dituntut untuk merasakan
                         gejolak batin, atau emosi peran yang dimainkan.

                     6) Menemukan  timing yang tepat, baik  timing gerakan maupun
                         timing dialog. Langkah kerja ini dimulai dengan menganalisis
                         dialog peran dengan cara membagi dialog tersebut menjadi
                         bagian-bagian kecil. Fungsi dari langkah ini adalah untuk
                         mengetahui makna yang sebenarnya dari dialog tersebut. Kalau
                         sudah diketahui, maka bisa diucapkan dengan timing yang tepat
                         serta dipertegas dengan gerakan.

                     7)  Mempertimbangkan teknik pengucapan dialog peran. Langkah
                         ini dilakukan untuk memberikan tekanan dan penonjolan
                         watak peran. Setelah kita membagi-bagi dialog dalam  beat,
                         tinggal mempertimbangkan bagaimana cara mengucapkan
                         dialog tersebut. Apakah mau diberi tekanan pada salah satu
                         kata, diucapkan dengan dibarengi gerak, diucapkan dulu baru
                         bergerak, atau bergerak dulu baru diucapkan. Harus diingat
                         bahwa pemberian tekanan pada dialog atau gerak-gerak yang
                         kita ciptakan harus mempunyai tujuan, yaitu penggambaran
                         watak peran yang kita mainkan.

                     8)  Merancang garis pemeranan yang akan dimainkan sehingga setiap
                         peran yang dimainkan mengalami perkembangan menuju titik
                         klimaks. Garis permainan hampir sama dengan tangga dramatik
                         lakon. Tindakan-tindakan peran yang kuat dihubungkan dengan
                         gambaran watak peran yang kuat pula.
                     9)  Mengkompromikan rancangan peran yang akan dimainkan
                         dengan sutradara. Tugas utama seorang pemeran adalah
                         merancangkan dan menciptakan peran yang akan dimainkan.





                                                                      Seni Budaya       295
   300   301   302   303   304   305   306   307   308   309   310