Page 306 - Book Kelas IX Seni Budaya BS.indb
P. 306

Perancangan peran yang kita ciptakan dari hasil analisis peran,
                      observasi, dan interpretasi harus dikompromikan dengan
                      sutradara. Sedetail apapun rancangan peran yang kita ciptakan,
                      tetap harus kompromi dengan imajinasi dan rancangan sutradara
                      sebagai perangkai dari keseluruhan artistik di atas pentas.
                  10) Menciptakan bisnis akting dan bloking, berupa gerakan-gerakan
                      kecil yang mendukung gambaran peran yang dimainkan. Bisnis
                      akting ada yang dipengaruhi emosi bawah sadar, tetapi ada
                      juga yang diciptakan dengan kesadaran. Gerakan bawah sadar
                      dipengaruhi oleh keadaan emosi jiwa  pemeran. Dalam membuat
                      bloking seorang pemeran harus sadar terhadap ruang karena
                      posisi kita akan dinikmati oleh penonton.
                  11) Menghidupkan       peran    melalui    imajinasi   dengan     cara
                      menggambarkan peran yang dimainkan, mulai dari penampilan
                      fisik harus diciptakan dengan jelas. Semua gambaran imajinasi

                      tentang tokoh benar-benar dibangun dan senantiasa dimasukkan
                      dalam pikiran, sehingga seolah kita mengenal tokoh tersebut
                      dengan baik. Setelah gambaran fisik tokoh lekat dalam pikiran,

                      kemudian gambaran kejiwaan tokoh tersebut harus diciptakan.
                      Setiap detil watak atau sikap yang mungkin akan diambil
                      oleh tokoh dalam satu persoalan benar-benar diangankan.
                      Perubahan perasaan dan mental tokoh dalam setiap persoalan
                      yang dihadapi harus benar-benar dirasakan. Dengan merasakan
                      dan memikirkan jiwa peran, maka perasaan dan pikiran peran
                      tersebut menjadi satu dengan jiwa kita dan muncullah sebuah
                      permainan yang meyakinkan.
              c. Penguasaan Artistik

                  1)  Pimpinan artistik mulai memimpin dan mengkoordinasi
                      pekerjaan yang bersifat keartistikan. Koordinasi ini juga
                      membahas rencana-rencana artistik yang diperlukan pada
                      waktu pementasan. Pembahasan ini termasuk pembagian kerja
                      dan penentuan siapa yang sebagai penata maupun kru yang
                      membantu sampai terwujudnya bidang keartistikan.

                  2)  Stage manager mulai mendata kebutuhan barang-barang
                      artistik yang diperlukan di panggung. Merancang dan membuat
                      jadwal atau urutan pengisi acara selama pementasan serta
                      berkoordinasi dengan seluruh kru yang bekerja di panggung
                      selama pementasan.  Stage manager juga membuat aturan dan
                      tata cara keluar masuknya barang yang ada di panggung dan
                      menunjuk tim yang bertanggung jawab.



                296 Kelas IX SMP/MTs
   301   302   303   304   305   306   307   308   309   310   311