Page 13 - 16Feb18-BG Kristen kelas IX.indd
P. 13
aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotorik)
yang harus dipelajari siswa untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran.
Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian
hard skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organizing element)
kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat
untuk organisasi vertikal dan organisasi horisontal Kompetensi Dasar. Organisasi
vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu
kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip
belajar, yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang
dipelajari siswa. Organisasi horisontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi
Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran
yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi
proses saling memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait, yaitu
berkenaan dengan sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi
Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan penerapan pengetahuan (Kompetensi
Inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan bagi Kompetensi Dasar dan harus
dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi
yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak
langsung (indirect teaching), yaitu pada waktu siswa belajar tentang pengetahuan
(Kompetensi Inti kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi Inti
kelompok 4).
Sejak tahun 2011 Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Litbang Kemdikbud telah
mulai mengadakan penataan ulang kurikulum seluruh mata pelajaran berdasarkan
masukan dari masyarakat, pakar pendidikan dan kurikulum, serta guru-guru.
Ketika penataan sedang berlangsung, arah penataan berubah menjadi ”pembaruan”
total terhadap seluruh kurikulum mata pelajaran yang dimulai pada pertengahan
tahun 2012. Pemerintah menginginkan supaya ada keterpaduan antara satu mata
pelajaran dengan mata pelajaran lainnya dengan demikian membentuk wawasan dan
sikap keilmuan dalam diri siswa. Melalui proses tersebut, diharapkan siswa tidak
memahami ilmu secara fragmentaris dan terpilah-pilah namun dalam satu kesatuan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dalam struktur kurikulum baru tidak
ada rumusan Standar Kelulusan Kelas dan Standar Kompetensi tetapi diganti dengan
Kompetensi Inti, yaitu rumusan kompetensi yang menjadi rujukan dan acuan bagi
seluruh mata pelajaran pada tiap jenjang dan tiap kelas. Jadi, penyusunan Kompetensi
Dasar mengacu pada rumusan Kompetensi Inti yang ada pada tiap jenjang dan kelas.
Kompetensi inti merupakan pengikat seluruh mata pelajaran sebagai satu kesatuan
ilmu termasuk mata pelajaran Pendidikan Agama.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
5