Page 121 - kebudayaan
P. 121
Kisah kematian Kumbhakarna dalam peperangan ini meng-
gambarkan sikap patriotik seorang warga negara yang menyerahkan
jiwa dan raganya ketika negara membutuhkan. Kumbhakarna tidak
rela negaranya ditundukkan dalam peperangan tersebut, meskipun
dia mengetahui bahwa peperangan ini terjadi karena perbuatan yang
dilakukan oleh sang raja, Rahwana. Sejak semula, Kumbhakarna telah
memprotes kelakuan Rahwana yang menculik Dewi Sinta. Atas sikap-
nya itu, dia diusir dari Kerajaan Lanka dan kemudian melakukan tapa
tidur di Gunung Gohmuka. Namun, ketika Kerajaan Lanka diserang
pasukan Rama, Kumbhakarna tetap bersedia untuk maju ke medan
perang melawan pasukan Rama untuk mempertahankan kerajaan
Lanka. Kisah Kumbhakarna ini memperlihatkan wujud nasionalisme
dalam bentuk keterikatan seorang warga negara terhadap tanah air
di mana dia tinggal.
Kisah Ramayana yang dipahat pada relief-relief candi, jika ditelisik
lebih dalam, memang penuh dengan cerita yang mencerminkan se-
mangat nasionalisme. Sebagai contoh, adegan tokoh Hanoman yang
bersedia menyusup ke istana Rahwana untuk menyampaikan pesan
kepada Dewi Sinta yang tengah diculik di sana. Contoh lainnya, panil
nomor 38 di Candi Siwa yang menggambarkan adegan setelah tentara
Lanka membakar Hanoman, lalu Hanoman berhasil membebaskan
diri dan loncat dari satu atap ke atas yang lain sehingga banyak rumah
di dalam kompleks istana terbakar.
Semangat nasionalisme tidak hanya ditunjukkan oleh para
tokoh yang dapat dikenali di dalam relief candi (seperti Hanoman
atau Kumbhakarna), tetapi ditampilkan juga oleh golongan rakyat Buku ini tidak diperjualbelikan.
yang ikut berjuang bersama Rama. Dalam panil nomor 41 di Candi
Siwa, disebutkan Rama, Laksmana, dan Sugriwa mengawasi pasukan
kera membangun jembatan dengan batu-batu besar. Meskipun ini
pekerjaan berat dan mereka diganggu beberapa kali oleh binatang
laut, pada akhirnya tentara kera berhasil menyelesaikan jembatan
108 Narasi Kebangsaan dalam ...