Page 119 - kebudayaan
P. 119
jika kita mengerti cerita yang ditampilkan pada relief-relief candi
tersebut. Relief di Candi Prambanan bisa dibagi menjadi dua kategori,
yaitu relief-relief kisahan (naratif) dan relief ikononis. Relief naratif
mencakup relief Ramayana di Candi Siwa dan Brahma serta relief
Krisna di Candi Wisnu. Relief ikononis menggambarkan dewa-dewa
dan pengiringnya (Jordan, 2009: 121). Penelitian ini difokuskan pada
relief Ramayana yang terdapat pada Candi Siwa dan Brahma. Cara
membaca relief candi yang benar adalah dengan berjalan ke arah
kanan candi searah jarum jam. Kisah Ramayana dapat kita pahami
jika kita memulai kisahnya dari pintu masuk sisi timur Candi Siwa
dan berakhir di Candi Brahma. Sementara itu, kisah Kresnayana
dipahatkan di dinding Candi Wisnu.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap relief Candi Prambanan,
diketahui bahwa 76 panil relief candi (42 panil relief di Candi Siwa
dan 30 panil relief di Candi Brahma) merupakan penggambaran
cerita Rama yang kemungkinan besar diambil dari naskah Rawa-
nawaddha. Naskah Rawanawaddha—yang berarti cerita kematian
Rahwana—disusun sekitar abad ke-6/7 M. Naskah ini terinspirasi
dari cerita Ramayana karya Valmiki yang menurut para ahli sudah
dikenal di India pada sekitar abad ke-2 M (Wirjosuparto, 1969: 6).
Ketika pengaruh India (Hindu-Buddha) mencapai Nusantara, cerita
ini diterima oleh masyarakat Nusantara (Jawa) dan menjadi populer
sehingga dibuatkan reliefnya di Candi Prambanan. Cerita Ramayana
tidak hanya dikenal di Nusantara, tetapi juga populer di Thailand,
Vietnam, dan Laos (Wirjosuparto, 1969: 8). Cerita ini dikategorikan
sebagai cerita kepahlawanan (wiracarita), dimulai dari turunnya Dewa Buku ini tidak diperjualbelikan.
Wisnu ke dunia, sampai penyerangan pasukan tentara Rama ke Lanka
untuk membebaskan Dewi Sinta dari Raja Rahwana (Stutterheim,
1987: 18).
Dalam adegan peperangan antara pasukan kera (tentara
Rama) dan tentara dari Kerajaan Lanka, seorang raksasa bernama
106 Narasi Kebangsaan dalam ...