Page 218 - kebudayaan
P. 218
Belanda. Mereka dicaci dengan kata-kata kasar. Selain itu, orang-
orang yang memihak Belanda, yakni Bugis, Buton, dan Ambon juga
dimaki dengan kata iblis. Sementara itu, representasi pahlawan, yakni
Raja Gowa, Sultan Hasanuddin, direpresentasikan sebagai seorang
pemberani. Dasar sikap kepahlawanan sang sultan adalah nilai
siri' na pacce, yakni nilai untuk selalu mempertahankan harga diri.
Mempertahankan kerajaan dianggap sama dengan mempertahankan
martabat diri sendiri.
Sifat kedaerahan dalam konsep kebangsaan pada karya budaya
awal juga tampak dalam cerita rakyat Orang Kayo Hitam. Sama halnya
dengan Syair Perang Mengkasar, dalam cerita rakyat ini sang tokoh
tidak ingin negerinya dijajah atau dirampas oleh kerajaan lain. Atisah
menyatakan bahwa Orang Kayo Hitam adalah pahlawan bagi kerajaan-
nya, yakni Kerajaan Jambi. Konsep protonasionalisme tampak dalam
karya-karya tersebut. Hal itu terjadi karena memang Indonesia belum
berbentuk sebagai sebuah negara.
Relief candi juga merupakan karya budaya yang dihasilkan
oleh masyarakat pada masa lampau. Agustijanto menyatakan bahwa
relief candi pada masanya merupakan media komunikasi massal
yang paling efektif dan media pembelajaran bagi masyarakatnya.
Kisah-kisah yang ada di dalam relief candi sama halnya dengan yang
ada dalam manuskrip dan cerita rakyat, secara masif memberikan
gambaran tentang kehidupan masyarakat pada masanya yang hidup
untuk bangsanya (baca: kerajaan atau kesultanan). Hal yang menarik,
generasi muda sebaiknya diajak ke candi dan memahami candi terse-
but sebagai hasil karya budaya masyarakatnya, salah satunya untuk Buku ini tidak diperjualbelikan.
membangkitkan rasa kebangsaan.
Rasa kebangsaan tersebut semakin menguat dan berevolusi men-
jadi rasa kebangsaan yang sudah mengacu pada konsep keindonesiaan,
ketika muncul pada masa-masa menjelang kemerdekaan. Berbagai
kalangan mencoba mendefinisikan dan memahami kebangsaan
Jejak Kebangsaan dalam ... 205