Page 217 - kebudayaan
P. 217
ini se bagaimana disebutkan pada Bab I merupakan karya budaya.
Pertanyaannya adalah apa yang dimaksud dengan karya budaya dan
apa hubungannya dengan kebangsaan. Mengutip pendapat Ariel
Heryanto (1991), karya budaya adalah karya yang secara kreatif dan
jitu menjawab tantangan zaman sehingga hikmahnya dapat dirasakan
sebagai pahala kesejahteraan mental dan material bagi mayoritas
bangsa ini. Oleh sebab itu, yang dimaksud dengan karya budaya dapat
menunjuk pada hal-hal yang berada di luar kesenian semata. Bahwa
kemudian karya budaya itu dapat mengurai persoalan kebangsaan
yang menjadi sangat urgen dalam kehidupan di Indonesia dulu, kini,
dan di masa yang akan datang hal inilah yang telah dipaparkan dalam
bagian-bagian buku ini.
Rohim dalam tulisannya yang membedah tiga manuskrip Sunda
menyatakan bahwa keanekaragaman sudah mengisi kehidupan ma-
syarakat Sunda dengan adanya juru bahasa. Adanya juru bahasa atau
darmamurcaya menunjukkan bahwa masyarakat Sunda sudah bergaul
dengan masyarakat lainnya dengan bahasa yang berbeda-beda. Hal
ini menunjukkan bahwa Nusantara, salah satunya Sunda, dihuni
oleh berbagai etnik. Selain itu, pada manuskrip Amanat Galungung,
ada sebuah tempat bernama Kabuyutan yang merupakan tempat
sakral yang dilindungi untuk menopang kekompakan rakyat. Pada
manuskrip Bujangga Manik, sang tokoh mengelilingi pulau Jawa
dan Bali serta mencatat keberagaman Nusantara yang bersatu padu
membangun sesuatu yang bermanfaat untuk masa depan. Dengan
demikian, dapat disampaikan bahwa dari tiga manuskrip yang dibahas,
terdapat bibit-bibit nasionalisme atau protonasionalisme dengan Buku ini tidak diperjualbelikan.
coraknya masing-masing.
Protonasionalisme juga muncul dalam manuskrip Syair Perang
Mengkasar yang terwujud dalam diri Sultan Gowa, Sultan Hasanuddin.
Mu’jizah dalam tulisannya menyatakan bahwa representasi kolo-
nialisme dalam Syair Perang Mengkasar hadir melalui tokoh-tokoh
204 Narasi Kebangsaan dalam ...