Page 212 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 212

Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru                                              Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru

                  “Harap segera sampaikan pengumuman kepada semua
            masyarakat agar segera mengungsi. Keadaan desa mulai
            tidak aman. Masyarakat harus segera menyelamatkan diri!”
            perintah Pak Desa yang terlihat panik.
                  “Ya, segera saya umumkan, Pak!” jawab Marinyo sambil
            menggulung celana panjangnya.
                   “Pengumuman! Pengumuman!” teriak Marinyo dengan
            sekuat tenaga.

                   “Kami beri tahukan kepada seluruh masyarakat agar
            bersiap-siap. Kondisi desa mulai memburuk. Siapkan bawang
            bawaan. Kita harus mengungsi,” lanjut Marinyo.

                  “Ke mana kita akan mengungsi?” teriak seorang warga.
                  “Carilah  tempat  aman  dan  lebih  tinggi  agar  tidak
            terkena banjir!” ujar Marinyo.
                  Tidak lama kemudian Pak Desa pun memboyong
            keluarganya untuk mengungsi. Ia mengajak masyarakat agar
            bersama-sama mencari tempat pengungsian yang aman.
            Teriakan anak-anak terdengar di mana-mana. Suasana makin
            kacau dan tidak tenang. Orang tua lari sambil menggendong
            anaknya. Para lansia dibopong. Para lelaki memikul barang
            bawaan dalam kedaan basah kuyup. Hujan makin deras.
                  Beberapa saat setelah masyarakat meninggalkan
            desa itu, akhirnya terjadilah banjir besar. Banjir itu sekejap
            meluluhlantakkan Desa Kayeli. Desa Kayeli tergenang air.
            Keindahan dan keasrian desa itu semenit saja dihancurkan oleh
            ganasnya air. Rumah, bangunan sekolah, pasar, kantor desa, dan
            semua infrastruktur di dalamnya hancur dan lenyap. Aktivitas
            desa lumpuh total. Bencana datang tanpa dapat diduga oleh
            siapapun.

                  Akhirnya hujan perlahan berhenti. Desa Kayeli berubah
            seperti lahan gersang tanpa pepohonan. Hutan-hutan tidak



                                       201                                                                            201
   207   208   209   210   211   212   213   214   215   216   217