Page 209 - Cerita-Rakyat-Pulau-Buru-Kezia-PDF
P. 209

Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru                                              Antologi CeritA rAkyAt PulAu Buru

            burung merasa bosan. Dia ingin mencari induknya. Sang anak
            burung pergi meninggalkan sarangnya untuk mencari ibunya.

                  Anak burung belum terbiasa terbang sendiri. selama ini
            ia selalu didampingi oleh ibulah. Jika dia ingin terbang, sang
            ibu selalu menemaninya.

                  Setelah berputar-putar di atas gunung, anak burung
            mulai bingung. Dia mulai masuk keluar tebing-tebing yang
            tinggi. Namun karena kurang berpengalaman, anak burung
            itu terjepit di antara gunung Kapala Madan. Anak burung
            hanya pasrah, tak dapat berbuat apapun.
                  Ketika induk burung raksasa kembali, dia tidak
            menemukan anaknya. Sang induk langsung mencari anaknya.
            Namun dia tidak menemukan anaknya. Setelah berhari-hari
            mencari anaknya, akhirnya sang induk burung menemukan
            anaknya. Dia melihat anak telah terkulai lemah. Anak burung
            itu terjepit di antara celah gunung Kepala Madan.
                  Berkali-kali sang induk burung mendorong tubuh
            anaknya. Akan tetapi tidak berhasil. Sang induk burung
            merasa putus asa. Ia kebingungan dan menjadi marah. Induk
            burung kemudian mengumpulkan segenap tenaganya, lalu
            menendang puncak gunung Kapala Madan. Puncak gunung
            itu patah dan terlempar jauh. Akhirnya anak burung terbebas
            dari celah gunung Kapala Madan. Kedua burung tersebut
            akhirnya terbang menjauh dan kembali ke sarangnya dengan
            perasaan lega.
                  Patahan gunung Kapala Madan yang ditendang burung
            raksasa kemudian berubah menjadi sebuah batu. Batu tersebut
            kini dikenal dengan nama batu Gusepa. Batu tersebut berada
            di antara Pulau Tomahu dan Pulau Buru.







                                       198                                                                            198
   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214