Page 144 - Negara Kolonial 1854-1942. Panduan penelitian arsip kementerian urusan tanah jajahan. Kepulauan nusantara
P. 144

‘waardeering jegens den mensch “Inlander”’ (respek terhadap orang ‘Pribumi’). Dalam salah
               satu suratnya Boenawan juga melaporkan secara rinci tentang Taman Siswoscholen / Sekolah-
               sekolah Taman Siswo (kindertuinen ‘taman kanak-kanak’), yang pertama kali didirikan pada
               tahun 1922 oleh nasionalis Soewardi Soerjaningrat, yang kemudian dikenal dengan nama Ki
               Hadjar Dewantoro. Dengan pendidikan Taman Siswo itu, berdasarkan budaya nasional
               Soewardi berupaya menghubungkan murid-murid Indonesia dengan banyaknya pengetahuan
               barat. Ia berpendapat bahwa hanya dengan cara itu pengetahuan barat itu bisa diserap. Ini
               dihargai oleh Van Asbeck. Ia juga melihat tabrakan antara dua dunia itu, yang satu ‘vol van
               geloof en vrees, van onberedeneerde en onberedeneerbare voorstellingen’ (penuh kepercayaan
               dan kekhawatiran akan bayangan-bayangan yang tak bernalar dan yang tak bisa dipikirkan
               dengan nalar), yang lainnya ‘rationeel denken en bewijsbare waarheden’ (berpikir rasional
               dan kebenaran yang dapat dibuktikan). Dalam kenangan dan catatan hariannya, yang dibuat
               selama tinggal di Jawa di tahun 20-an, ia memberikan banyak perhatian pada sekolah-sekolah
               itu dan pendirinya.

               Arsipnya berisi juga beberapa advis dari Adviseur voor Inlandse Zaken (Penasihat untuk
               Urusan Pribumi), ahli Islam, dan Guru Besar di Leiden Chr. Snouck Hurgronje, antara lain
               tentang pemberontakan di Jambi (Sumatra Tengah) pada tahun 1916. Menurut Snouck
               Hurgronje timbulnya pemberontakan itu terutama karena tindakan pemerintahan. Pajak yanng
               tinggi, pekerjaan pengabdian yang berat, dan tidak adanya kemungkinan untuk
               mengungkapkan perasaan dan keinginan, menyebabkan pecahnya pemberontakan itu. Ia
               menganjurkan lebih banyak pendidikan, sedikit peraturan dan lebih banyak perhatian terhadap
                                            41
               yang hidup dalam masyarakat.

               Arsip dan sumber yang tercetak


               1.  Arsip pribadi F.M. van Asbeck dkk, 1901-1993, kode akses 2.21.183.03

               Untuk berkas ini digunakan inleiding (pengantar) dan nomor inventaris 3-4; 27; 38; 66; 68-69;
               142.
               Catatan: arsip juga berisi berkas-berkas dari istrinya, E.D.W. van Asbeck-Jonckheer, dan
               beberapa kerabatnya.

               2.  Arsip Ministerie van Koloniën (Kementerian Urusan Tanah Jajahan) mulai tahun
               1900

               Informasi umum tentang tatanan, akses, dan seri khusus di dalam F.J.M. Otten (2004), Gids
               voor de archieven van de ministeries en de Hoge Colleges van Staat 1813-1940 (ING
               onderzoeksgids; Den Haag: Instituut voor Nederlandse Geschiedenis), Bab 16.

               Arsip itu berisi pelbagai nota dari Algemene Secretarie (Sekretariat Umum) tentang
               hal-hal politik. Nota-nota itu dapat dicari dengan bantuan akses (indices ‘indeks’) di openbaar


               41
                 Lihat Bab 12 dalam buku panduan ini.
                                                                                                      143
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149