Page 71 - Negara Kolonial 1854-1942. Panduan penelitian arsip kementerian urusan tanah jajahan. Kepulauan nusantara
P. 71

Jawa dan Madura menyebabkan munculnya Grondhuurordonnantie (Ordonansi Penyewaan
               Tanah) yang baru (Staatsblad van Nederlandsch-Indië / Lembaran Negara Hindia-Belanda
               1895 no. 247). Ketika Ordonansi itu ditinjau kembali (Staatsblad van Nederlandsch-Indië
               1900 no. 240), maka Van Rees untuk sementara ditunjuk sebagai pengawas pelaksanaannya.
               Ia mendesak agar pekerjaan itu dilakukan oleh seorang ahli. Penataan aturan agraria semakin
               meluas dan kompleks: berbagai interpretasi merongrong keseragaman kebijakan. Pada tahun
               1903 pleidoinya dikabulkan dengan didirikannya Inspectie voor Agrarische Zaken (Dinas
               Inspeksi untuk Urusan Agraria).

               Berdasarkan Gouvernementsbesluit (Keputusan Pemerintah) 2 Desember 1901 no. 18 Van
               Rees mendapat perintah untuk meneliti tindakan-tindakan mana yang dapat diambil
               pemerintah untuk memberantas pauperisme di antara orang-orang Eropa yang ‘kurang baik’
               di Jawa dan Madura. Termasuk kelompok itu adalah para tentara KNIL yang direkrut di
               Belanda dan sesudah masa dinasnya menetap di Hindia, dan anak-anak yang ‘tidak resmi’
               dari jalinan hubungan antara ayah Eropa dan ibu Cina atau pribumi.

               Bukanlah untuk pertama kali masalah ini mendapat perhatian yang resmi. Orang-orang (Indo)
               Eropa yang miskin ini merugikan posisi terpandang dari kelompok masyarakat Eropa di
               Hindia. Arsip itu memuat dua penelitian awal (1902) dari komisi Van Rees dan laporan akhir
               (1903). Di dalamnya disebutkan antara lain anjuran untuk pengadaan lebih banyak sekolah
               yang baik; penempatan orang-orang papa itu dalam fungsi pekerjaan pemerintahaan yang
               rendah, dalam ketentaraan, angkatan laut; pendirian koloni-koloni pertanian; pemberantasan
               atas pemeliharaan selir di tangsi-tangsi. Inspecteur voor Agrarische Zaken (Inspektur Urusan
               Agraria) yang baru diangkat, juga mendapat tugas untuk mengajukan permohonan guna
               menstimulasi pertanian dan perkebunan kecil di antara orang-orang (Indo) Eropa yang miskin.
               Dengan didirikannya Indische Partij (Partai Hindia) pada tahun 1912 yang justru
               mendapatkan banyak pengikut orang Indo-Eropa, masalah pauperisme mendapat suatu
               dimensi partai politik.

               Pada tahun 1903 Van Rees diangkat menjadi Directeur van Binnenlands Bestuur / BB
               (Direktur Pemerintahan Dalam Negeri). Ia mengkombinasikan fungsi ini dengan
               pekerjaannya pada Sekretariat Umum hingga pada tahun 1908 ia menjadi anggota dan tidak
               lama kemudian wakil ketua (1908-1914) dari Raad van Indië (Dewan Hindia). Dewan itu
               adalah dewan penasihat tertinggi di Hindia dan memiliki wewenang ikut mengatur, yang
               terakhir ini dalam menjalankan Wet op de Staatsinrichting (Undang-Undang Tata Negara)
               pada tahun 1925. Dilihat secara formal pengangkatan ini sesuai dengan tradisi: satu anggota
               dewan berasal dari administrasi pusat.

               Sesudah kembali di Belanda (1914) Van Rees masih menjabat fungsi di Koloniaal Instituut
               (Institut Kolonial; sekarang disebut Tropeninstituut) dan Volkenbond (Perhimpunan Rakyat).





               70
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76