Page 177 - Tan Malaka - MADILOG
P. 177
keadaan dan asalnya bumi dan langit itu pada Ilmu Bukti dan Agama
berbeda seperti siang dan malam.
Dua perkara saja yang amat menyolok mata.
Pertama, bumi dan bintang itu oleh Agama dianggap sebagai firmannya
Tuhan. Ilmu Bukti menyangka sebagai buahnya evolusi, kemajuan
menurut hukum sendiri, dalam juta-jutaan tahun: dari leburan benda
(molten masa), dari kabut menyala, kabut Hydrogen, sampai ke Alam
Raya kita sekarang ini.
Kedua: Bumi kita ini dianggap sebagai bumi yang tunggal dan besar.
Tetapi tiada bergerak. Bumi kita ini adalah pusatnya matahari dan bintang
yang mengedari bumi kita ini. matahari dan bintang ini dianggap sebagai
malaikat pada satu langit yang dianggap sebagai salah satu dari bumi
yang banyak.
Lagi pula bumi ini sangat kecil sekali kalau dibandingkan dengan
besarnya matahari saja. Matahari inipun cuma salah satu dari bintang
menengah saja, diantara juta-jutaan bintang di Alam Raya ini. bumi ini
bukan pula pusatnya Alam ini. bumi ini mengedari matahari, yang bukan
pusat pula di Alam Raya ini. matahari inipun sebetulnya tiada tetap,
karena ia berputar disekeliling sumbuya sendiri. ketika bumi mengedari
matahari, bumi itu berputar pula pada sumbunya sndiri. Sebab itu kita
melihat bintang yang mengelilingi bumi. Lagit yang dianggap padat itu
tak ada dalam Ilmu Bintang. Walaupun teropong bisa jauh memandang
sampai 500.000.000 tahun sinar, langit padat itu tak kelihatan. Yang ada
cuma awang-awang kosong, dan didalamnya ada berjuta-juta bintang,
bumi dan bulan (satlliet) yang sangat berjauhan pula satu sama lainnya.
Sangat jauh bedanya peranggapan ahli bintang zaman sekarang dengan
ahli agama. Walaupun begitu tiadalah perlu rasanya saya
memperingatkan amanat kakek saya kepada pembaca Muslimin ataupun
Serani (Nasrani, ed) yang beriman teguh, yakni berlaku awas terhadap
Ilmu Bintang. Hendaknya pembaca anggap Ilmu Bukti tinggal Ilmu Bukti
dan Agama tetap Agama. sekarang marilah ktia pasang satu contoh,
modelnya keluarga matahari ktia (bukan keluarga matahari lain).
Ini perkara susah sekali dipraktekan. Karena kita mesti kecilkan besarnya
matahari dan beberapa keluargnya dengan satu angka yang mesti kita
pakai buat mengecilkan antara matahari dan keluarganya. Seorang ahli
Bintang Inggris yang termasyhur, bernama Sir James Joans sudah
176