Page 176 - Tan Malaka - MADILOG
P. 176

demokrasi  asli,  ada  kemerdekaan  penuh  buat  berkata,  menulis  dan
               berkumpul.      Kemerdekaan       mengeluarkan      pikiran    itu   tidaklah
               memerdekakan  pujangga  Jones  dari  Gereja  Resmi,  apabila  ia  meraba
               perkara yang begitu penting, ialah yang Hidup. Perkara yang Hidup ini di
               Negara Merdeka, demokratis, yang dianggap seperti monopolinya Gereja
               resmi.  Agama  monotheisme,  bertuhan  Esa,  sudah  mempunyai
               kepercayaan  “yang  tak  lekang  dek  panas  dan  tak  lapuk  dek  hujan”
               perkara  yang  Hidup  itu.  Teman  sejawat  pengarang  Dr.  Jones,  pula
               seorang ahi Bintang pun juga sudah memeriksa perkara hidup dilain bumi
               itu. Teman Dr. Jones bernama Fontenelle, sebelumnya memberanikan diri
               memeriksa perkara yang mengenai kepercayaan tu mengucapkan sembah
               simpuh  terlebih  dahulu.  Sembah  simpuh  inilah  yang  terlebih  dahulu
               dicatat oleh Dr. Jones dalam bukunya tadi, sebagai sesuatu syarat minta
               izin kepada  yang monopoli atas perkara itu. Bunyi sembah simpuh itu,
               diantaranya:  “Bahwa  menempatkan  manusia  didalam  ini  tempat  dari
               bumi kita ini berbahaya sekali buat agama”.

               Lebih kurang 500 tahun dahulu, maka Antonio Bruno, Ahli Bintang Italia
               dibakar hidup-hidup, karena ia memajukan teori tentangan gerakan bumi
               yang  bertentangan  dengan  kepercayaan  resmi.  Copernicus  dan  Galilea
               dibelakangnya Bruno mesti bermain sandiwara dan mengaretkan lidahnya
               supaya badannya dijauhkan dari api unggun.

               Penulis  ini  kebetulan  pula  termasuk  keluarga  yang  mempunyai  kakek
               yang  terkenal  dalam  daerahnya,  sebagai  ahli  falak.  Walaupun  kuburan
               Sang  Kakek  dianggap  sakti  kramat,  tetapi  perkara  ilmu  bintang  itu,
               adalah  perkara  yang  mesti  dibisikkan  diantara  anggota  keluarga  saja.
               Saya  masih  ingat  pesan  Sang  Ibu  yang  selalu  diucapkan  kepada  saya,
               supaya berlaku “awas” sekali terhadap Ilmu Bintang. Entah karena Sang
               Kakek mengandung faham yang berbahaya terhadap Ilmu Bintang, entah
               karena sendiri memusuhi faham yang dianggap berbahaya, tiadalah saya
               tahu ............wallahu Allam (Hanya Tuhan Yang Tahu, ed).
               Tetapi syukurlah sudah bukti, bahwa tiada didalam dunia Agama serani
               saja,  tetapi  didalam  dunia  Islam  pun  Ilmu  Bintang  itu  mengandung
               beberapa perkara yang menyinggung kepercayaan resmi – Ilmu Bintang
               itu  didaerah  monotheisme  seolah-olah  senantiasa  berada  dibawah
               pengawasan sensor!

               Tiadalah  pula  mengherankan  kalau  Ilmu  Bintang  itu  mesti  di  buntuti,
               dikempei-i saja. Memangnya faham tentang bumi dan langit saja, tentang






                                                                                         175
   171   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181