Page 213 - Tan Malaka - MADILOG
P. 213

Karena  semua  Ilmu  semacam  itu  bisa  memurtadkan,  menyesatkan,
             memasukkan iblis.

             Aman sentosa di dunia fana dan berharap penuh buat mendapatkan surga
             yaitu  na’im  di  akhirat  kalau  percaya  dan  apalkan  apa  yang  para  ahli
             Mistikus  suruh  apalkan.  Malah  tidak  perlu  diketahui  isinya  atau
             bahasanya ilmu yang mesti diapalkan, didengungkan dengan suara merdu
             dan kepercayaan sekuat memalut gunung itu.

             Karena  ilmu  itu  ialah  Firman  Tuhan  dan  hurufnya  yang  ditulis  dengan
             tinta  dan  kertas  bikinan  manusia  itu  saja,  bisa  mendatangkan  manfaat
             yang tidak terbatas, di dunia dan di akhirat. Kalau tidak di dunia fana ini,
             mesti di akhirat!

             Sedikit  urusannya  para  ahli  Mistikus  cuma  buat  mengawasi  para  ahli
             yang  biasa  memurtadkan,  menyesatkan  dan  memperlantingkan  ke  api
             neraka. Tetapi pada Negara yang beralasan Ilmu Kegaiban, gerak sudut
             matanya para ahli Mistikus itu sudah cukup buat mem-“bereskan” semua
             perkara  yang  melanggar  kepercayaan  umum  itu.  Di  Indonesia  ini  pun
             dengan  mendirikan  “Tentara  Pembela  Nabi  Muhammad”  atau
             membentuk  “Permusyawaratan  Ulama”  sesuatu  perkara  yang  oleh  para
             ahli dianggap “anti Islam”, rupanya bisa di-“bereskan” (buat kita maka
             disampingnya Kemerdekaan Agama itu mestinya ada pula jaminan buat
             Kemerdekaan “Ilmu Bukti”. Berapa ratus tahun lampau, ahli filsafat Arab
             yang  masyhur,  Bidfai,  sudah  beramanat:  “Biarlah  tiap-tiap  orang
             menglahirkan pahamnya”).

             Bahwa sahnya menurut Bibel (Kitab Injil), pada buku pertamanya Nabi
             Musa,  yang  bernama  Genesis,  timbulnya  Alam  dan  Tumbuhan  serta
             Hewan: dan Manusianya tertulis seperti dibawah ini:

             BAB KE 1.
                2.  Pada permulaan sekali Tuhan membikin bumi dan langit.

                4.  Bumi  pada  masa  itu  masih  woest  (dahsyat),  dan  kosong  serta
                    jurang dalam gelap gulita; dan Rohaninya Tuhan melayang diatas
                    air.

                3.  Kemudian  Tuhan  berfirman:  Timbullah  cahaya;  maka  timbullah
                    cahaya.

                4.  Tuhan melihat hawa cahaya itu baik; kemudian Tuhan membikin
                    batas diantara Yang terang dan Yang Gelap.






             212
   208   209   210   211   212   213   214   215   216   217   218