Page 218 - Tan Malaka - MADILOG
P. 218

terjemahan  susah  dimengerti.  Memang  disamping  saya  ada  Kitab
               U’lkudus,  yakni  Kitab  Injil  dalam  bahasa  Indonesia  dicetak  di
               Amsterdam,  tetapi  bahasa  Indonesianya  baikpun  ejaannya  kupikir  tak
               cocok  dengan  zaman  sekarang!  Boleh  jadi  disana  sini  terjemahan  saya
               sedikit  tergelincir.  Tetapi  saya  harap  bulatnya  ada  memadai  dan  bisa
               dimengerti penduduk Indonesia sebagian besar bukan Serani ini. Bukan
               pula  karena  kutipan  berasal  dari  Kitab  Sucinya  Kaum  Serani  maka  ia
               boeh diterjemahkan dengan sembarangan. Saya juga tahu, bahwa Islam
               yang surat seakar dengan Serani itu mengakui penuh hakekatnya kutipan
               diatas  dari  kitabnya  Kafir  Kitabi.  Sebab  itu  dengan  sepenuh  keawasan
               saya  cari  perkataan  yang  lebih  dari  cukup  mengandung  kehormatan.
               Kalau  masih  kurang,  maka  saya  minta  maaf  lebih  dahulu  pada  para
               Muslimin dan Serani itu.
               Pasal 8. IKHTIASAR RAYA TENTANG ALAM RAYA.

               Seluruhnya  Alam  Raya  saya  lihat  ditulang  belulang  oleh  hukum
               Dialektika seperti badan Hewan berdiri atas tulang-belulangnya. Dalam
               daerah  yang  dibatasi  serta  ditentukan  arahnya  oleh  Dialektika  itulah
               beradanya Logika, laksana daging, urat dan nadi dibatasi dan ditentukan
               arahnya oleh tulang-belulang.

               Tetapi bukanlah Alam itu pelaksanaan Logika, ia ini Dialektika menurut
               Hegel.
               Bukanlah  pelaksanaan  hukum  Ide  atau  pikiran  yang  pada  Hegel  tentu
               berupa  pikirannya  Hegel.  Melainkan  sebaliknya  hukumnya  benda
               bergerak terbayang pada otak manusia dari bentuk dan sederhana seperti
               pada  Marx  dan  Engels,  dan  akan  terus-menerus,  menurut  tingginya
               pengetahuan manusia seluruhnya. Boleh pula hukum itu terbayang tidak
               semata-mata  seperti  benda  terbayang  dalam  cermin  yakni  sempurna
               bentuk dan coraknya. Otak kita manusia, mencoba memberi sifat bentuk
               dan corak kemanusiaan atau sekurangnya mempengaruhi sifat bentuk dan
               corak  itu.  Tetapi  semua  percobaan  dan  pengaruh  itu  akan  gagal,  kalau
               tidak cocok dengan sifat, bentuk dan corak alam tadi.

               Nyata boleh dihitung sudah kenyataannya, bahwa masa dan masa benda-
               benda  dengan  perantaraan  kodrat  yang  berbanding  dengan  besarnya,
               senantiasa  tak  putus-putusnya,  sedetikpun  tidak  putus,  menarik  dan
               menolak satu dengan yang lainnya diseluruh Alam Raya. Hasil resultate
               ribuan tahun dan tarikan dan tolakan simpang siur, di Alam Raya inilah,
               yang  ada  sekarang.  Resultate  dari  tarikan  dan  tolakan,  simpang  siur
               menurut undang yang pasti pada hari depanlah, yang ada pada hari depan.



                                                                                         217
   213   214   215   216   217   218   219   220   221   222   223