Page 384 - Tan Malaka - MADILOG
P. 384

Indonesia  tinggi  melayang  keangkasa  ............melebihi  kecerdasan  Jose
               Rizal dan ketunggangan Bonifacio.

               Kami sekarang menuju ke bukit sebelah kiri, kebukit internasional.
               Seorang  pemuda  bertanya,  kenapa  besaran  dunia  itu  patungnya  ditaruh
               sebelah  kiri.  Tidakkah  lebih  cocok  kalau  ditaruh  disebelah  kanan.
               Jawabnya,  maksud  kiri itu, ialah hari-depan. Internasionalisme sehatlah
               dan diujudkan oleh Republik Indonesia dan kelak oleh Federasi Aslia.
               Seorang  pemuda  berkecikak  menanyakan:  “Kalau  saya  mati,  dimana
               nanti saya ditaruh?” Disana, kata seorang, menunjuk ke kubu najis kalau
               kamu berlaku seperti mereka. Digolongan nasionalis-besar, kalau  kamu
               berbuat  baik  kepada  masyarakat  Indonesia.  Digolongkan  internasional
               kalau engkau betul-betul meninggalkan teori baru untuk ilmu bukti dan
               dasar  baru  buat  sembarang  masyarakat  didunia!  Tetapi  kalau  manusia
               masa  saja  tetapi  cukup  buat  jadi  contoh  teamn  sejawatmu,  karena
               sebagian pelajaran engkau belajar dengan sungguh, sebagai guru engkau
               mengajar  dengan  giat,  tetapi  pekerja  engkau  tak  pernah  dapat  celaan,
               sebagai  pemikir,  dokter,  insinyur  atau  ahli  undang  dsb  engkau  dengan
               teliti menjalankan kewajibanmu, maka engkau akan bersemayam di desa,
               kota, atau daerahmu, di catat ditugu atau dipatungkan menurut jasamu!
               Tak  ada  nama  pad  amasa  depan  yang  akan  dilupakan,  dosa  yang  akan
               didiamkan atau jasa yang tiada akan dicatat. Perkataan para Nabi, bahwa
               tak  ada  perbuatanmu  yang  tidak  diketahui  dan  dituliskan  Tuhan  Yang
               Maha  Mengetahui  dan  mencatat  segala  dosa  dan  jasamu  buat  selama-
               lamanya. Jadi awasilah segala perbuatanmu!

               Kami  akhirnya  sampai  ketugu  besar!  Tugu  ini  penting  sekali  dan
               didirikan  atas  usulnya  internasionalist  dalam  komisi  kaum  nasionalist
               yang  selalu  mengembar-gemborkan  Diponegoro  dan  Imam  Bonjol  itu,
               seolah-olah tak suka ikhlas, menyebut puluhan nama yang meringkuk dan
               mati dalam bui, buangan atau gantungan Imperialisme Barat, seolah-olah
               mereka  Amlarhum  ini  dianggap  bukan  lagi  bangsa  Indonesia  yang
               berjaasa tehardap masyarakat Indonesia. Sebetulnya nama Indonesia, baik
               nama  Negara  atau  orangnya,  dalam  pergerakan  Indonesia  lk  35  tahun
               dibelakang, sebelum Jepang masuk, tercantum dalam surat kabar asing di
               Singapura  atau  Shanghai,  London,  atau  New  York,  ialah  nama  yang
               berhubungan dengan keributan 1926, disebabkan pengaruhnya PKI.
               Orang  boleh  bertemukan  nama  Dahlan  seumpamanya  pemimpin
               Komunis di Jakarta diruang surat kabar Bangkok atau Hongkong, London
               atau New York. Tetapi carilah nama-nama seperti Dr. Sutomo atau Dr.



                                                                                         383
   379   380   381   382   383   384   385   386   387   388