Page 29 - MATERI AGAMA HUBUNGAN GEREJA DAN DUNIA
P. 29

2.           Ensiklik-Ensiklik dan Dokumen Konsili Vatikan II

          Memuat Ajaran Sosial Gereja Sepanjang Masa






          a. Ajaran Sosial gereja dari Rerum Novarum sampai dengan Konsili Vatikan II
          Ajaran sosial Gereja dalam dunia modern berawal dari tahun 1981, ketika Paus Leo XIII
          mengeluarkan ensiklik Rerum Novarum. Dalam ensiklik itu Paus dengan tegas menentang
          kondisi-kondisi yang tidak manusiawi yang menjadi situasi buruk bagi kaum buruh dalam
          masyarakat industri. Paus mengatakan 3 faktor kunci yang mendasari kehidupan ekonomi,
          yaitu buruh, modal, dan Negara. Paus juga menunjukkan bahwa saling hubungan yang wajar
          dan adil antara tiga hal itu menjadi masalah pokok ajaran sosial Gereja. Pada tahun 1931,
          pada peringatan Ke-40 tahun Rerum Novarum, Paus Pius XI menulis ensiklik Quadragesimo
          Anno. Dalam ensiklik itu, Paus Pius XI masalah-masalah ketidakadilan sosial dan mengajak
          semua pihak untuk mengatur kembali tatanan sosial berdasarkan apa yang telah ditunjukkan
          oleh Paus Leo XIII dalam Rerum Novarum.

          Paus Pius XI menegaskan kembali hak dan kewajiban Gereja dalam menanggapi masalah-
          masalah sosial, mengamcam kapitalisme dan persaingan bebas serta komunisme yang
          menganjurkan pertentangan kelas dan pendewaan kepemimpinan kediktatoran kelas buruh.
          Paus menegaskan perlunya tanggungjawab sosial dari milik pribadi dan hak-hak kaum buruh
          atas kerja, upah yang adil, serta berserikat guna melindungi hak-hak mereka.

          Tiga puluh tahun kemudian, Paus Yohanes XXVIII menulis dua ensiklik untuk menanggapi
          masalah-masalah pokok zamannya, yaitu Mater et Magistra (1961) dan Pacem in Terris (1963).
          Dalam dua ensiklik ini, Paus Yohanes XXVIII menyampaikan sejumlah petunjuk bagi umat
          Kristiani dan para pengambil kebijakan dalam menanggapi kesenjangan di antara bangsa-
          bangsa yang kaya dan miskin, dan ancaman terhadap perdamaian dunia. Paus mengajak
          orang-orang Kristiani dan “semua orang yang berkehendak baik” bekerja sama menciptakan
          lembaga-lemabaga sosial (local, nasional, ataupun internasional), sekaligus menghargai
          martabat manusia dan menegakkan keadilan serta perdamaian.
   24   25   26   27   28   29   30   31   32