Page 30 - MATERI AGAMA HUBUNGAN GEREJA DAN DUNIA
P. 30
b. Ajaran sosial Gereja sesudah Konsili Vatikan II dan sesudahnya.
Ketika Paus Yohanes XXVIII mengadakan Konsili Vatikan II dalam bulan
oktober 1962, dia membuka jendela Gereja agar masuk udara segar dunia
modern. Konsili ekumenis yang ke-21 inilah yang pertama kali
merefleksikan Gereja yang sungguh-sungguh mendunia. Selama tiga
tahun, para cardinal dan para uskup dari berbagai penjuru dunia dan
hampir semua bangsa berkumpul untuk mendiskusikan hakikat Gereja
dalam dunia modern ini termuat dalam Konstitusi Pastoral Gaudium et
Spes (Kegembiraan dan Harapan). Dalam Gaudium et spes ini, para bapa
konsili meneguhkan bahwa perutusan khas religius Gereja memberinya
tugas, terang dan kekuatan yang dapat membantu pembentukan dan
pemantapan masyarakat manusia menurut hukum Ilahi. Keadaan, waktu,
dan tempat menuntut agar Gereja dan bahkan memulai kegiatan sosial
demi semua orang.
Sejak Konsili Vatikan II, pernyataan-pernyataan Paus Paulus VI dan
Yohanes Paulus II, sinode para uskup dan konperensi-konperensi para
uskup regional maupun nasional semakin mempertajam perenan Gereja
dalam tanggung jawab terhadap dunia yang sedang berubah dengan pesat
ini. Kedua Paus dan para uskup itu sepenuhnya sadar bahwa mencari
kehendak Allah dalam arus sejarah dunia bukanlah tugas yang sederhana.
Mereka juga menyadari bahwa Gereja tidak mempunyai pemecahan yang
langsung dan secara universal dapat memecahkan masalah-masalah
masyarakat yang kompleks dan semakin mendesak.