Page 58 - Pendidikan Ketamansiswaan Jilid 3
P. 58
5. Hidup Mandiri
Menurut Asas Tamansiswa 1922 pasal 5, untuk dapat hidup merdeka, orang harus
hidup mandiri. Hidup mandiri atau hidup berdiri di atas kaki sendiri mengandung arti:
1. Mampu menyelesaikan tugas dan kewajiban dengan kemampuan sendiri (bediri di
atas kaki sendiri).
2. Mampu membiayai hidup dari hasil pendapatannya sendiri secara halal dan wajar
(opor bebek mateng karono awake dhewek).
Untuk mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawab serta kewajiban dengan
kemampuan sendiri, orang harus mempunyai ilmu dan teknologi. Dengan kemampuan
menyelesaikan tugas, tanggung jawab, dan kewajiban melalui kemampuan sendiri, orang
akan mendapatkan kebahagiaan. Ingat candra sengkala berdirinya Tamansiswa “Lawan
Sastra Ngesti Mulya” yang artinya dengan ilmu kita capai kebahagiaan.
Untuk dapat membiayai hidup dari pendapatan sendiri secara halal dan wajar
diperlukan sikap senang berusaha (makarya), sikap hemat (tidak boros), dan sederhana
(sekedar ada). Istilah dalam Bahasa Jawa: ”Opor bebek mateng karono awake dewek”
artinya sayur itik masak karena minyaknya sendiri. Pedoman hidup sederhana menurut
Raden Mas Sosro Kartono (kakak RA Kartini) adalah 6 SA, yaitu:
1. Sabutuhe, artinya batasilah pada kebutuhan yang pokok, jangan semua kebutuhan
diusahakan.
2. Sakperlune, artinya dari kebutuhan pokok itu pilihlah yang perlu-perlu saja, yang
tidak perlu ditunda dulu.
3. Sakcukupe, artinya dari yang perlu-perlu itu masih dikecilkan jmlahnya menurut
4. Sakmestine, artinya dariyang perlu dan cukup itu mana mesti harus ada, itulah yang
diutamakan.
5. Sakbenere, artinya kebutuhan, keperluan, kecukupan, dan kemestian itu yang
sebenarnya dan jangan dibuat-buat atau membohong.
6. Sakepenake, artinya untuk mengusahakannya dengan cara wajar dan halal, tidak
memaksa diri dan tidak melanggar ketentuan agama dan hukum negara.
57